close

Silahkan kunjungi website program-program mulia kami, klik tombol dibawah ini

www.rumahyatimindonesia.org


Telp. 0265-2351868 | WA 0878 8555 4556

Tuesday, 10 March 2015

Hak Anak Kita



Coba kita lihat Rasulullah SAW, saat bercanda beliau adalah teman, saat bertutur menjadi guru, dan terhadap hak anak Rasulullah Saw menjadi pelindung dan penjaga, Melalui tindakan dan ucapnya, Rasulullah Saw mengajarkan kepada kita bagaimana menghormati hak anak. Barangkali inilah yang membuat anak-anak dimasa Rasulullah Saw mudah menerima kebenaran, ringan mendengarkan nasihat dan ketika dewasa tidak sibuk mendahulukan hak. Mereka bersegera melaksanakan kewajiban karena di masa kecil mereka  merasa HAK mereka DIJAGA.

Dari Sahl bin Sa’ad r.a, Rasulullah Saw pernah disuguhi minuman, Beliau meminumnya sedikit, di sebelah kanan Beliau ada seorang bocah dan di sebelah kiri beliau duduk para orangtua. Beliau bertanya kepada si anak, “Apakah engkau rela jika minuman ini aku berikan kepada mereka ?

Si anak menjawab, “Aku tidak rela, ya Rasul Allah, demi Allah aku tidak akan memperkenankan siapa pun merebut bagianku darimu. “Rasulullah Saw meletakkan minuman itu ketangan anak kecil tersebut (HR. Bukhari dan Muslim)

Betapa Rasulullah Saw memelihara hak si anak dengan menyuguhkan minuman terlebih dahulu kepadanya karena ia berada di samping kanan Beliau.

Ini adalah bentuk pendidikan yang menjadikan anak seakan berada dalam jajaran para orangtua dari segi PEROLEHAN HAK. Ketika anak telah merasa mendapatkan haknya, maka cintanya kepada Rasulullah Saw akan bertambah dan keimanan kepada risalah beliau akan semakin kokoh, dari sinilah potensi kreativitasnya akan berkembang dalam naungan dakwah Beliau.

Cara bersikap seperti ini membuat anak merasa berharga. Ia memiliki citra diri yang baik. Tidak menganggap dirinya buruk, tidak pula memandang orang dewasa dan lingkungan pada umumnya sebagai SUMBER KETAKUTAN. 

Selanjutnya, anak akan memiliki konsep diri yang positif sehingga mampu mengembangkan potensinya secara optimal, Rasa percaya diri yang sangat besar seringkali ditentukan oleh seberapa baik anak memperoleh perlakuan dari orangtua, Bukan apa yang ia miliki untuk ditunjukkan kepada orng lain.