close

Silahkan kunjungi website program-program mulia kami, klik tombol dibawah ini

www.rumahyatimindonesia.org


Telp. 0265-2351868 | WA 0878 8555 4556

Monday, 7 September 2015

Kambing Si Emak


Saya seorang Pedagang tahunan kambing qurban, ingin mengisahkan satu kesan yang gak pernah saya lupa, waktu itu.....

Setelah melayani pembeli, saya melihat seorang ibu sedang memperhatikan dagangan kami. Dilihat dari penampilannya sepertinya dia tdk akan beli. Namun saya coba hampiri dan  menawarkan.

“Silahkan bu.."
“Kalau yang itu berapa bang?” Ibu itu menunjuk hewan yang paling murah.
 "Kalau yang itu harganya 1.2jt bu", jawab saya.
"Harga pasnya berapa?"
"1.1 deh, harga segitu untung saya kecil bu, tapi biarlah.."
“Uang saya Cuma ada 1 jt, boleh gak?”.

Waduh... saya bingung, karena itu harga modal kami, karena melihat kesungguhan si ibu, saya akhirnya putuskan untuk gak ambil untung dari kambing yang itu. “ya udahlah, Biarlah bu.....” kata saya.

Saya pun mengantar hewan ibu.
Ketika sampai di rumah ibu tersebut, saya terkejut..!. 

"Astaghfirullaah.. Allahu Akbar..!"
Terasa mengigil seluruh badan saya ketika melihat keadaan rumah ibu tersebut.

Ibu itu hanya tinggal bertiga dgn ibunya yang sudah nenek-nenek dan satu orang anaknya di rumah gubuk berlantai tanah.

Saya tidak melihat tempat tidur atau kasur, yang ada hanya dipan kayu beralas tikar lusuh.

Diatas dipan, sedang tertidur seorang nenek tua kurus.
“Mak..bangun mak, nih liat Sumi bawa apa..." Perempuan tua itu terbangun.

“Mak Sumi udah beliin kambing buat emak qurban, ntar kita bawa ke Masjid ya mak..."

Orang tua itu kaget namun terlihat sorot bahagia di matanya.
Sambil mengelus-elus kambing,  orang tua itu berucap, "Alhamdulillah... akhirnya kesampaian juga emak berqurban..."

“Nih bang duitnya, maaf ya kalau saya nawarnya ke murahan, saya hanya kuli cuci, saya sengaja kumpulkan uang untuk beli kambing yang mau saya niatkan buat qurban ibu saya..."

Duh GUSTI... Ya Allah....Ampuni dosa hamba... Hamba malu berhadapan dengan hambaMU yang satu ini. 

HambaMU yang satu ini Miskin Harta tapi dia kaya Iman. berlinang air mataku, betapa aku yang pedagang kambing ini begitu beratnya menyisihkan keuntungan buat berqurban, kulitku bergetar dan aku yakin 'Arsy pun bergetar mendengar kalimat dari ibu ini.

“Bang nih ongkos bajajnya.!" panggil si Ibu.
“Sudah bu, biar ongkos bajaj saya yg bayar aja."

Sahabat, kenapa bu sumi si tukang cuci begitu kuat keinginannya berqurban untuk keluarganya ?

Ya, Qurban bukanlah sekedar ritual tahunan, untuk menunjukkan eksistensi kekayaan kita dihadapan orang-orang disekitar kita yang kebetulan jarang makan daging.

Tapi, Qurban adalah sebuah BUKTI NYATA KETAATAN dan KEIKHLASAN kita sebagai sebagai seorang HAMBA yang harus patuh secara totalitas terhadap AjaranNYA

Karena Qurban adalah sebuah napak tilas dari sang NABI yang sangat PATUH, LURUS dan IKHLAS atas Perintah Tuhannya untuk MENYEMBELIH ANAKNYA, buah hati yang sangat dicintainya dan tak mungkin ditukar dengan kekayaan sebanyak apapun, dialah Nabi Ibrahim seorang Nabi yang memiliki karya sangat monumental yang hingga kini dinapaktilasi oleh seluruh ummat di Dunia, 

Sementara,  kita tidak diperintah mengorbankan buah hati kita atau seluruh kekayaan kita, namun hakikatnya kita disuruh berqurban dari harta atau kekayaan yang sedang kita cintai, agak berat memang, tapi KETAATAN KITA ITU PERLU BUKTI NYATA.