Bagaimana kalau kita melakukan hal-hal yang kurang baik ? Jika kita benar-benar berusaha untuk selalu berkata jujur kepada anak, sementara kita tidak ingin menjadi contoh yang buruk bagi mereka, maka kejujuran itulah yang akan menuntun kita untuk berbenah, Ada dorongan dari dalam diri kita untuk terus memperbaiki diri agar bisa menjadi contoh yang layak bagi mereka. Kalau tidak, kita akan berhadapan dengan dua kemungkinan.
Pertama, ketidakjujuran akan melekat erat dalam lidah kita. Kedua, kita berbohong kepada mereka untuk menutupi ke burukan kita, sehingga kita justru melanggar apa yang telah di perintahkan oleh allah Ta’ala dalam surat an-Nisa’ [4] ayat 9. Padahal berkata jujur (qaulan sadiida) merupakan kunci untuk melahirkan generasi yang kuat dan tidak mengkhawatirkan.
Berbicara yang benar (jujur) itu akan membaguskan amal-amal kita dan mengampuni dosa kita. Allah Ta’ala berfirman:
“Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kamu kepada Allah dan katakanlah dengan perkataan yang benar, niscaya Allah memperbaiki bagimu amalan-amalanmu dan mengampuni bagimu dosa-dosamu. Dan barang siapa mentaati Allah dan Rasul-Nya, maka sesungguhnya ia telah mendapatkan kemenangan yang besar. “ (QS. Al-Ahzab [33]: 70-71)
Jika berkait dengan tugas kita sebagai orangtua, kesungguhan untuk berkata yang benar akan mendorong kita terus berbenah, sehingga kapasitas pribadi kita sebagai orangtua akan berubah lebih baik dari waktu ke waktu.
Selebihnya, kita hanya ingin menggaris-bawahi tentang betapa pentingnya anak-anak memperoleh pengalaman bagaimana hak-haknya dimuliakan, dijaga dan di penuhi oleh orangtua. Adalah amanah yang harus kita pertanggung jawabkan kelak di Hari Kiamat, termasuk bagaimana menghormati hak yang telah ditetapkan oleh Allah Ta’ala dan Rasul-Nya bagi anak-anak kita.