close

Silahkan kunjungi website program-program mulia kami, klik tombol dibawah ini

www.rumahyatimindonesia.org


Telp. 0265-2351868 | WA 0878 8555 4556

Wednesday, 8 April 2015

Sukses



SUKSES adalah satu kata yang menjadi IMPIAN setiap orang, Hampir semua kita ingin memperoleh kesuksesan dalam hidupnya. Tapi, tahukah kita apa yang disebut dengan kesuksesan itu? Jangan-jangan kita tidak tahu apa yang kita maksud dengan kesuksesan itu sendiri? 

Mungkin sebagian Kita ada yang menganggap pertanyaan di atas sebagai keraguan yang berlebihan. Masa kita dianggap tidak tau apa arti sebuah kesuksesan ?  Kemudian Kita akan langsung menyebutkan berbagai contoh kesuksesan. 

Bagi orang yang miskin, kesuksesan adalah ketika Ia menjadi kaya. Bagi orang yang bodoh, kesuksesan adalah ketika ía menjadi pintar. Bagi yang sakit, kesuksesan adalah saat ia menjadi sembuh. 

Bagi pengusaha, kesuksesan adalah saat ia memperoleh keuntungan sebanyak-banyaknya, dan kemudian perusahaannya menjadi meraksasa. Bagi seorang politikus, adalah ketika dia menjadi penguasa, bagi Artis adalah ketika dia menjadi terkenal, selebritis yang selalu dirubung oleh penggemarnya. dan seterusnya. 

Maka pertanyaannya kemudian adalah, ketika seorang miskin sudah menjadi kaya, apakah dia sudah tidak perlu memiliki harapan untuk meraih kesuksesan lagi? Sudah selesaikah hidupnya? 

Ketika seorang pengusaha sudah memperoleh keuntungan banyak dan perusahaannya meraksasa, sudah tidak boleh meraih  harapan untuk memperoleh kesuksesan lagi ? 

Ketika seorang politikus sudah menjadi seorang penguasa yang disegani, juga tidak perlu meraih kesuksesan lagi ? Sudah sukseskah mereka ? Tentu, sebagian besar Kita akan menjawab :  ‘BELUM’. 

Orang-orang miskin yang sudah menjadi kaya. dia pasti akan menjawab dengan tegas: ‘belum’, Sebab orang miskin yang sudah menjadi kaya akan merasakan kekayaan yang telah diperolehnya itu kini adalah hal yang biasa saja. Ia ingin lebih kaya lagi. Tetapi, setelah menjadi orang yang super kaya, ternyata dia memberikan jawaban yang sama, bahwa kekayaan itu bukanlah kesuksesan baginya. Ia menginginkan sesuatu kesuksesan lain yang lebih menjanjikan. 

Kekayaan dianggap kesuksesan itu hanya angan-angannya orang miskin. Atau, orang-orang berharta banyak yang masih berjiwa miskin. Bagi orang yang sudah merasa kaya, memperoleh kekayaan bukanlah sebuah kesuksesan. 


Demikian pula bagi seorang politikus. Keberhasilan menjadi penguasa itu akan mengantarkannya kepada suatu perasaan ‘biasa-biasa’ saja, setelah dia berhasil menjadi penguasa. Tanyakan kepadanya apakah dia sudah merasa sukses dan tidak berharap untuk memperoeh kesuksesan? Jawabnya juga sama, dia akan bilang bahwa dia belum sukses.  Kekuasaan dianggap sebagai kesuksesan itu sebenarnya hanya oleh orang-orang yang belum menjadi penguasa. Atau, penguasa yang hatinya masih rakyat jelata. Bagi mereka yang sudah merasa mencapai dan memiliki kekuasaan, maka kekuasaan itu bukanlah sebuah kesuksesan. 

Kalau Kita perluas kondisi di atas, maka Kita memperoleh suatu kesimpulan bahwa ketenaran dan popularitas itu dianggap sebagai kesuksesan oleh orang-orang yang belum tenar. Bagi orang yang sudah tenar, apalagi tidak ingin tenar, semua itu bukanah sebuah kesuksesan.

Demikian pula, kondisi-kondisi Iainnya. Setiap seseorang yang ingin memperoleh sesuatu, berhasil mendapatkan apa yang diinginkannya, maka kita menyebutnya sebagai kesuksesan. Tetapi sesungguhnya bagi orang yang bersangkutan itu biasa biasa saja. Dia dianggap sukses, oleh orang yang melihat dan kejauhan. OIeh orang yang tidak mengalaminya. 

Jadi, SUKSES itu seperti sebuah FATAMORGANA, Dari jauh kelihatan menyegarkan, setelah didekati ternyata tidak ada air di tempat itu. Dan ia melihat ada ‘air’ lagi di tempat yang Iebih jauh. Setelah didekati, ternyata air itu tidak ada lagi. Begitu seterusnya. 

Ada Seorang pengusaha ‘sukses’, Perusahaannya ada dimana-mana,  sudah berkeluarga dan sukses pula  mengantar Anak-anaknya meyelesaikan pendidikan dengan ‘sukses’.  Sampai sekarang bisnisnya tetap jaya. Kondisi keluarganya juga harmonis. Temannya banyak. Pingin apa saja, dia bisa memperolehnya.

Namun dia merasakan kegelisahan yang tidak dipahaminya. “Entahlah, saya merasa hidup saya ini ruwet. Padahal saya kan tidak kekurangan apa-apa? Saya bisa memperoleh apa saja yang saya inginkan,” katanya dengan nada setengah bertanya. 

‘‘Saya sering teringat masa kanak-kanak. Suatu kenangan yang sangat menyenangkan dan membuat saya rindu. Nggak mikir apa-apa. Senang bermain kesana kemari. Padahal orang tua saya bukanlah orang yang kaya raya. Entahlah.”  Demikian keluh dia selanjutnya

Ini adalah contoh nyata orang yang sudah memperoleh ‘segalanya’, dan dianggap oleh orang di sekitarnya sebagai orang sukses, ternyata merasa dirinya belum sukses, Bahkan merasa gundah dan ‘ruwet’ setiap hari. Dia telah bertemu dengan fatamorgana itu. Dia telah sampai di halusinasi tentang ‘kesuksesan’ hidup. Dan dia telah memperoleh kesimpulannya. Sementara orang-orang di sekitarnya, masih melihatnya dan jarak jauh dengan penuh harap bahwa fatamorgana itu adalah kesuksesan hidup .

Dilihat dari segi kekayaan, dia sangat kaya. Dilihat dan popularitas dia juga terkenal, karena sering masuk koran. Dilihat dan sisi kekuasaan, relatif dia punya kekuasaan karena dia pemilik sekian banyak perusahaan, dan bisa memperoleh apa saja yang dia inginkan. Tapi sekali lagi, dia belum merasa sukses dalam hidupnya yang sudah di ambang batas usia... 

Jadi, apakah kesuksesan itu? Apakah yang kita cari dalam hidup ini ? Jangan-jangan apa yang kita buru dan kita impi-impikan sebagai kesuksesan itu hanyalah sebuah fatamorgana…? Dan kita terlambat menyadarinya. Usia sudah berada di tapal batas, tenaga sudah terkuras mau habis, kecempatan sudah semakin sempit, ternyata yang kita peroleh bukan apa-apa. Hanya ilusi belaka... 

Maka, bukanlah pertanyaan yang berlebih-lebihan ketika kita bertanya apakah Kita sudah mengetahui apa yang disebut kesuksesan itu. Karena, pada kenyataannya banyak kita yang tertipu oleh bayangan dan harapan kita sendiri. Dan kita hanya menemukan pepesan kosong di akhir perjalanan hidup kita

“ Ketahuilah, bahwa sesungguhnya kehidupan dunia itu hanyalah permainan dan suatu yang melalaikan, perhiasan dan bermegah-megah antara kamu serta berbangga-bangga tentang banyaknya harta dan anak, seperti hujan yang tanam-tanamannya mengagumkan para petani,  kemudian tanaman itu menjadi kering dan kamu lihat warnan ya kuning kemudian menjadi hancur. Dan di Akhirat ada azab yang keras dan ampunan dari Allah serta keridhaan-Nya. Dan kehidupan dunia ini tidak lain hanyalah kesenangan yang menipu. 

(maka) berlomba-lornbalah kamu kepada ampunan Tuhanmu dan surga yang luasnya seluas Iangit dan bumi, yang disediakan bagi orang-orang yang beriman kepada Allah dan Rasul-rasul-Nya. ltulah karunia Allah, diberikanNya kepada siapa (saja) yang dikehendaki-Nya. Dan Allah mempunyai karunia yang besar “. (QS. Al Hadiid (57): 20-21)

Lalu bagaimana hakikatnya SUKSES itu, ada yang tau, silahkan... ?