close

Silahkan kunjungi website program-program mulia kami, klik tombol dibawah ini

www.rumahyatimindonesia.org


Telp. 0265-2351868 | WA 0878 8555 4556

Tuesday, 26 April 2016

Mau Berteman Dengan Syetan?


Tidakkah kamu perhatikan orang-orang yang menjadikan suatu kaum yang dimurkai Allah sebagai teman? Orang-orang itu bukan dari golongan kamu dan bukan (pula) dari golongan mereka.

Kualitas hidup seseorang terlihat dari kualitas pergaulannya. Karena itu, Allah SWT memerintahkan kita untuk selektif memilih teman. Jangan sampai kita berteman dengan setan. Sebab, barangsiapa yang mengambil setan menjadi temannya, maka setan itu adalah teman yang seburuk-buruknya (QS An Nisaa' [4]: 38).

Maknanya, seseorang bisa tergelincir berteman dengan setan dalam arti sesungguhnya. Dengan sadar ia menjadikan setan sebagai pelindung, penolong, pendamping, serta pemberi kekuatan, sehingga dipandang hebat oleh orang lain. Berteman dengan setan bisa pula dalam bentuk lain, yaitu bergaul dengan orang-orang yang gemar memperturutkan hawa nafsu, rajin bermaksiat, serta lalai dari mengingat Allah. Akibatnya, mereka sangat jauh dari pertolongan Allah.

Allah Ta’ala berfirman:  

وَمَنْ يَّعْشُ عَنْ ذِكْرِ الرَّحْمٰنِ نُقَيِّضْ لَهٗ شَيْطٰنًا فَهُوَ لَهٗ قَرِيْنٌ

“Dan barang siapa berpaling dari pengajaran Allah Yang Maha Pengasih (Al-Qur’an), Kami biarkan setan (menyesatkannya) dan menjadi teman karibnya.” [QS. Az-Zukhruf: Ayat 36]

Ketidakhati-hatian memilih teman, akan berakibat fatal. Menurut Rasulullah SAW, orang itu akan mengikuti perilaku teman karibnya. Teman yang buruk adalah virus keempat yang bisa merusakkan hati dan menghancurkan masa depan setelah lalai menjaga pandangan, lisan, dan perut.

Ketika seseorang berteman dengan orang-orang yang tidak mengenal Allah, hampir dapat dipastikan cita-cita, pembicaran, gerak-gerik serta dan hobinya, tidak jauh dari urusan duniawi dan memuaskan nafsu belaka.

Allah telah menyediakan bagi mereka adzab yang keras. Sesungguhnya amat buruklah apa yang telah mereka kerjakan. (QS Al Mujaadilah [58]: 14-15).

Berbeda jika berteman dengan orang-orang yang mengenal Allah. Pembicaraan terkait dunia tidak akan mengotori hatinya. Berteman dengan orang yang mengenal Allah akan melahirkan tawaashau bil haqqi wa tawaashau bish shabr. Bergaul dengan orang taat dan berakhlak mulia, insya Allah akan membawa kita menjadi orang taat dan berakhlak mulia pula.


Maka ambillah petunjuk Allah, agar selamat dari syetan dan tipu dayanya.