Sebenarnya kalau mau bicara kuda yang lebih pas
adalah orang SUMBA Nusa Tenggara Timur atau orang yang sudah berpengalaman naik
kuda tunggang atau Kuda Balap.
Sekedar cerita pengalaman pribadi, saat saya
bersama-sama para Dai wilayah suku terasing melakukan kegiatan Dakwah di Pulau
Buru Selatan, sebuah wilayah yang sangat banyak sungainya, hampir setiap desa
dibatasi dengan sungai sehingga ketika kita akan melakukan pembinaan dari satu
desa ke desa lain harus menyeberang sungai, dan ternyata kendaraan operasional
yang paling tepat adalah KUDA.
Kuda mampu berenang menyeberang sungai yang deras
arusnya sambil membawa dua orang di punggungnya.
Kuda mampu berlari dengan kecepatan tinggi di tebing
yang curam, licin, dan berkelok.
Kuda yang sudah terlatih sangat memahami kondisi
orang yang menungganginya, dan mudah menyelaraskan dengan kehendak sang
penunggangnya, dan kuda sangat cepat menghafal jalan yang pernah dilintasinya.
namun ada yang lebih urgen dari kuda, yaitu
Penunggangnya, sang penunggang kuda adalah sosok yang harus kuat fisiknya,
punya nyali dan BERANI MATI, itulah syarat mutlak kalau mau jago menunggang
kuda.
Karena, agar kuda itu bisa sejiwa dengan
penunggangnya, sang penunggang harus mampu menjinkkan kuda itu terlebih dulu,
dan salah satu teknik menjinakkan kuda adalah dengan menungganginya di dalam
air, disinilah sang penunggang dituntut agar kuat fisiknya dan jago berenang,
belum lagi kalau kita sedang menunggang kuda dengan kecepatan tinggi dan
menikung lalu tiba-tiba ada orang atau sesuatu yang menghalangi jalan maka kuda
mampu berhenti mendadak dengan baik, namun penunggangnya tentu saja harus siap
jatuh terlempar.
Maha benar Allah yang menyuruh kita I'daad dengan
kuda untuk menakuti musuh, karena dengan kuda kita bisa melatih kekuatan fisik,
menguatkan mental dan menumbuhkan nyali berani mati.