Tentang ayat ini, Ibnu Katsir rahimahullah berkata, “Yakni jujurlah kalian dan tetaplah kalian pada kejujuran, niscaya kalian akan termasuk orang-orang yang jujur dan selamat dari kebinasaan serta menjadikan bagi kalian jalan keluar dari urusan kalian.”
Imam Ahmad meriwayatkan dari Abdullah ibn Mas’ud radhiyallahu ‘anhu yang mengatakan bahwa Rasulullah ﷺ bersabda, “Senantiasalah kalian jujur, karena sesungguhnya kejujuran itu membawa kepada kebajikan, dan kebajikan membawa kepada surga. Seseorang yang senantiasa jujur dan berusaha untuk selalu jujur, akhirnya ditulis di sisi Allah sebagai seorang yang selalu jujur. Dan jauhilah kedustaan karena kedustaan itu membawa kepada kemaksiatan, dan kemaksiatan membawa ke neraka. Seseorang yang senantiasa berdusta dan selalu berdusta, hingga akhirnya ditulis di sisi Allah sebagai seorang pendusta.”
Ibnu Mas’ud radhiyallahu ‘anhu berkata, “Dusta itu tidak layak dilakukan, baik dalam keadaan sungguhan maupun dalam keadaan senda gurau. Bacalah oleh kalian firman Allah yang mengatakan: “Hai orang-orang yang beriman bertakwalah kepada Allah, dan hendaklah kamu bersama orang-orang yang benar. | surah at-Taubah, 9: 119. Demikianlah bunyi ayat seperti yang dibacakan oleh Nabi ﷺ, maka apakah kalian menjumpai padanya suatu ruksha (kemurahan) bagi seseorang?.
Imam Hasan al-Bashir berkata, “Jika engkau ingin bersama orang-orang yang benar, maka berzuhudlah kamu terhadap duniawi, dan cegahlah dirimu dari (menyakiti) saudara seagamamu.”
Ali ibn Abi Thalib radhiyallahu ‘anhu berkata, “Orang-orang yang suka berkata jujur mendapatkan tiga hal, kepercayaan, cinta, dan rasa hormat.”
