Karena hidup kita berlumur dosa, sekaligus kita juga harus berlumur doa, maka sepatutnya kita berusaha menyeimbangkannya. Dalam hal kuantitas dan kualitas, usahakan lebih sedikit dosa lebih banyak doa.
Dosa merupakan efek dari berbuat keburukan sedangkan doa manifestasi dari kebaikan. Tidak ada yang tahu kadar kuantitas dan kualitas masing-masing orang, kecuali dirinya sendiri dan Allah Swt.
Maka ingatlah selalu janji Allah SWT dalam mengabulkan permohonan hamba-Nya, sebagaimana tertera dalam QS. Al-Baqarah [2]: 186, yang artinya “Aku mengabulkan permohonan orang yang berdo’a apabila ia memohon kepada-Ku.” Demikian pula Anas bin Malik ra, menceritakan kisahnya saat bersama Rasulullah Saw, ia berkata, “Aku mendengar Rasulullah Saw bersabda, “Allah Swt berfirman,
“Hai anak Adam! Sesungguhnya selama engkau berdoa dan berharap hanya kepada-Ku, niscaya Aku mengampuni dosa-dosa yang telah engkau lakukan dan Aku tidak peduli.
Wahai anak Adam! Seandainya dosa-dosamu setinggi langit, kemudian engkau minta ampun kepada-Ku, niscaya Aku mengampunimu, dan Aku tidak peduli.
Wahai anak Adam! Jika engkau datang kepada-Ku dengan membawa dosa-dosa yang hampir memenuhi bumi kemudian engkau bertemu dengan-Ku dalam keadaan tidak mempersekutukan-Ku dengan sesuatu pun, niscaya Aku datang kepadamu dengan memberikan ampunan sepenuh bumi.” (HR. At-Tirmidzi).