Alkisah ada dua orang adik kakak yang mempunyai perilaku yang sangat bertentangan. Kakaknya seringkali keluyuran tengah malam, masuk diskotik, minum minuman keras, sex bebas, dan melawan orang tuanya.
Sebaliknya, sang adik dikenal masyarakat sebagai seorang anak yang soleh, ahli masjid, dan lebih senang membaca Al-Quran.
Hingga suatu hari, di detik yang sama, tersirat lintasan pikiran dari mereka berdua. Sang kakak yang selama ini berkubang dalam kemaksiatan, penasaran ingin semalam saja mencoba untuk bertaubat, datang ke masjid untuk sholat dan membaca Al-Quran seperti adiknya yang soleh. Ada perasaan malu dalam hatinya, namun ia paksakan malam itu untuk ke masjid tempat dimana sang adik sering menghabiskan malamnya.
Sebaliknya, Sang adik yang selama ini selalu berada dalam kebaikan berdesir bisikan dalam hatinya, "Selama ini saya selalu berbuat baik, kalau sekali ini saja saya coba masuk diskotik dan menikmati indahnya dunia, Saya yakin Allah mengampuni dan tak ada seorangpun yang tahu." Akhirnya dengan tampilan wajah dan baju yang sedikit dipermak, dia datang malam itu ke sebuah diskotik dengan sedikit canggung.
Malam itu tepat pukul 22.00, Sang Kakak, mengambil air wudhu, memasuki masjid lalu mencoba untuk sholat yang selama ini jarang ia lakukan. Entah mengapa hatinya begitu tenang, perlahan matanya basah, iapun heran. Selama ini ia mencari ketenangan dan kebahagiaan dengan mengkonsumsi obat-obatan terlarang dan sex bebas, namun justru sholatlah yang membuat dirinya merasa menemukan kebahagiaan yang ia cari-cari selama ini. Malam pun menjadi saksi pertaubatannya.
Sementara di tempat lain, sang adik tepat di pukul 22.00 WIB sudah mulai mabuk, dan di sebelahnya ada wanita seksi yang bermesraan dengannnya.
Tepat pukul 24.00, tanpa didiuga terjadi gempa yang merobohkan banyak bangunan di daerah tersebut. Tidak terkecuali diskotik dan masjid adik kakak tersebut. Keesokan harinya, betapa terkejutnya penduduk sekitar karena di diskotik ditemukan seorang pemuda yang tewas bersama wanita yang ia peluk. Yang mengherankan karena ternyata yang mati itu seorang pemuda yang dikenal soleh. Sebaliknya, lebih terkejut lagi, saat di reruntuhan masjid di temukan seorang pemuda dalam posisi sujud meninggal dunia terkena reruntuhan masjid. Yang tidak lain adalah kakaknya yang selama ini dikenal sebagai seorang pemuda yang bergelimang dosa.
Tidak ada yang tahu kapan, dimana dan seperti apa kita akan dicabut nyawa? Tugas kita adalah memastikan setiap detik yang kita lalui dalam rangka ketaatan dan mencari keridhoan Allah. Hati-hati dengan bisikan syaitan yang begitu halus mengajak kita menggadaikan hidayah walaupun sejenak demi kenikmatan yang fana di dunia ini.
Seorang aktivis masjid yang mencoba pacaran, tidak ada yang menjamin ia berhasil lulus dari perbuatan zina. Seorang muslimah jebolan pesantren mencoba berpakaian seksi, tidak ada yang menjamin ia mendapat hidayah kembali. Karena yang paling mahal dalam hidup ini adalah hidayah.
Maka sekali-kali, jangan pernah berpaling dari hidayah Allah.
Semua mungkin terjadi, jangan berspekulasi nanti bisa bertaubat. Sekarang juga, sebelum terlambat bertaubatlah atau tetaplah istiqomah dengan ketaatan.