close

Silahkan kunjungi website program-program mulia kami, klik tombol dibawah ini

www.rumahyatimindonesia.org


Telp. 0265-2351868 | WA 0878 8555 4556

Wednesday, 21 September 2016

Harga Sebuah Kemalasan



Pada suatu hari, seorang pemuda hendak keluar rumah menggunakan sepeda motornya. Namun motor tersebut mengeluarkan suara derit setiap kali melakukan pengereman.

"Mungkin kampas cakram harus diganti." Pikirnya

Dia pun pergi ke toko onderdil motor dan membeli satu set kampas. Seharusnya pemuda tersebut membawa motornya ke bengkel resmi untuk diperbaiki, namun karena perasaan malasnya dia memilih menyerahkan pengurusan motornya pada bengkel di pinggir jalan yang kebetulan dia temukan.

Ternyata urusan mengganti kampas cakram tidaklah semudah kedengarannya. Untuk mengganti sepasang kampas harus membongkar cakram itu sepenuhnya, yang tentu juga harus ada keahlian serta peralatan memadai. Urusan melepas cakram,kemudian mengganti sepasang kampas lama dengan yang baru, juga membutuhkan waktu cukup lama.

Sayangnya, bengkel yang mengurus motor pemuda tersebut tidak mau terlalu repot, karena tidak tahu caranya atau memang karena malas, dia hanya melepas cakram sekadarnya, kemudian menyisipkan kampas ke dalamnya. Pemuda pun bertanya kepada orang di bengkel apakah hal itu tidak akan menjadi masalah, dan orang bengkel menjawab dengan pasti jika tidak akan terjadi masalah. Pemuda tersebut pun mencoba menjalankan motornya lagi, dan fungsi pengereman telah berjalan baik serta suara derit yang mengganggu pun sudah tak ada lagi. 

Berbulan-bulan kemudian, motornya tidak mengalami masalah. Akan tetapi, lama-lama motor terasa berat. Dia hanya berpikir motornya kotor atau ranainya perlu dibasahi. Seharusnya pemuda tersebut memperhatikan kondisi motor untuk mengetahui sebabnya. Akan tetapi, dia malas. Dan itu sungguh-sungguh kemalasan yang berbahaya.

Suatu sore pemuda tersebut berencana membeli sesuatu di tempat yang tak jauh dari rumah. Pemuda tersebut pun melaju perlahan-lahan di pinggir jalan raya, tiba-tiba motor itu berhenti mendadak. Sebegitu mendadak hingga dia nyaris jatuh. Dia pun mengecek sebab dari mogoknya motor. Mesin motor tidak mati, rem normal, kopling tidak bermasalah. Akan tetapi, meski ia sudah cari dengan teliti, tidak apa-apa di sana. Namun motor tidak mau jalan.

Lalu seseorang menghampiri pemuda dan bertanya apa yang terjadi dan pemuda itu pun menjelaskan semuanya. Seseorang tersebut menjelaskan biasanya hal semacam itu terjadi karena sepasang kampas tidak imbang kanan-kirinya atau karena pemasangan kampas rem yang tidak benar. Ternyata ketika di cek kembali penjelasan orang itu memang benar, pemasangan kampas rem nya tidak benar.

Di rumah, setelah semua permasalahan teratasi pemuda tersebut tercenung dan berkali-kali bersyukur karena walaupun motornya mogok, dia masih terhindar dari celaka.

'Andai saja dulu saya tidak malas untuk ke bengkel resmi dan andai bengkel yang saya kunjungi tidak sekadarnya memasang.. ah' Batinnya.

Hanya gara-gara malas memasang kampas rem nyawalah yang jadi taruhannya. Kemalasan memang mungkin memiliki harga yang sangat mahal, jauh lebih mahal dari yang kita bayangkan. Terkadang memang yang awalnya terlihat sepele itulah yang membahayakan.

Dari Zaid bin Arqam radhiyallahu ‘anhu bahwasanya Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:

اللَّهُمَّ إِنِّى أَعُوذُ بِكَ مِنَ الْعَجْزِ وَالْكَسَلِ وَالْجُبْنِ وَالْهَرَمِ وَالْبُخْلِ وَأَعُوذُ بِكَ مِنْ عَذَابِ الْقَبْرِ وَمِنْ فِتْنَةِ الْمَحْيَا وَالْمَمَاتِ

“Ya Allah, aku berlindung kepada-Mu dari rasa lemah dan malas, dari rasa takut, tua, dan bakhil. Dan aku berlindung kepada-Mu dari siksa kubur dan fitnah hidup dan kematian.”

Dan sisi negatif lainnya yang sangat banyak dari sifat malas ini. Di dalam buku Mausû’ah Nadhratun Na’îm disebutkan bahwa sifat malas membawa dampak jelek di antaranya:

1)      Membawa matinya semangat dan memendam daya pikir

2)      Salah satu sebab menuju jalan pintas untuk mengambil harta orang lain

3)      Semakin jauh dari Allah

4)      Sebagai bentuk nyata kemunduran suatu umat dan masyarakat

5)      Pertanda semangatnya sedang jatuh

6)      Mewariskan kehinaan dan kerendahan.