close

Silahkan kunjungi website program-program mulia kami, klik tombol dibawah ini

www.rumahyatimindonesia.org


Telp. 0265-2351868 | WA 0878 8555 4556

Sunday, 16 October 2016

Seragam Sekolah Dan Sepatu Lusuh





Kisah sepasang sepatu lusuh dan seragam sekolah ini akan mengajarkan kita untuk tabayyun akan suatu kejadian di sekitar kita. Kisah ini bermula saat seorang guru yang mengajar sekolah dasar kelas sore, mendapati seorang muridnya datang terlambat.

Murid itu selain datang terlambat ke sekolah, seragam dan sepatunya tampak terlihat lusuh dan kotor. Pak guru kemudian memberi peringatan kepada murid tersebut untuk tidak terlambat lagi besok. Pak guru juga meminta agar murid itu mengenakan seragam yang rapi dan bersih.

Esok sore, murid itu kembali datang terlambat ke sekolah, masih dengan sepatu lusuh dan seragam dekil yang sama. Murid itu tidak mau mengatakan alasannya kenapa kembali datang terlambat dengan seragam dan sepatu yang kotor.

Kejadian yang sama, terjadi lagi keesokan harinya. Pak Guru yang mulai tidak sabar, kemudian mengeluarkan ancaman akan memukul murid itu jika besok masih terlambat datang ke sekolah.

Besoknya murid tersebut kembali datang terlambat, tetap dengan sepatu lusuh yang sama dan seragam kotor yang sama juga. Pak Guru yang sebenarnya tidak tega, akhirnya harus memenuhi janjinya untuk memukul si murid menggunakan rotan.

Hukuman itu ternyata tidak juga membuat si murid jera untuk datang terlambat ke sekolah. Namun kali ini, si murid langsung menyodorkan tangannya untuk di pukul Pak Guru. Si murid menyadari kesalahannya dan siap menanggung akibatnya.

Kejadian menyodorkan tangan untuk dipukul rotan bagi si murid yang selalu datang terlambat itu kembali terjadi keesokan harinya. Si murid tetap tidak mau mengatakan alasannya kenapa selalu telat datang ke sekolah dengan juga selalu mengenakan sepatu lusuh dan seragam sekolah kotor.

Suatu hari Pak Guru penasaran kepada murid yang selalu telat tersebut. Dia mengunjungi rumah muridnya, namun ketika dia masih duduk di dalam mobilnya dia melihat sesuatu yang membuat hatinya bergetar. Dia melihat anak laki-laki yang langsung dia tebak itu adalah adik dari muridnya yang sering terlambat, sedang lari terbirit-birit dengan memakai seragam sekolah dan sepatu lusuh yang dikenali oleh Pak Guru. Anak tersebut masuk ke halaman rumah yang langsung disambut oleh kakaknya -yakni si murid yang selalu terlambat- dan sang adik tanpa basa-basi dia membuka seragam dan sepatunya yang langsung di pakai oleh sang kakak. Dan sekarang giliran sang kakak yang lari terbirit-birit menuju sekolah.

Pak Guru pun merasa tersentak hatinya melihat kejadian tersebut. Sekarang dia paham kenapa muridnya selalu terlambat, karena sang murid menunggu seragamnya yang dipakai dahulu oleh adiknya untuk bisa dia kenakan ke sekolah.

Esok harinya di sekolah ketika Pak Guru tersebut sedang memberikan materi, seperti biasanya sang murid datang terlambat. Murid tersebut menyodorkan tangannya untuk dipukul namun secara tiba-tiba sang guru memeluk anak tersebut sambil meminta maaf dengan air mata yang berlinang di pipinya.

Subhanallah...