Sahabat, tidak sedikit yang salah paham, disangkanya sifat kikir itu menguntungkan, sehingga orang-orang enggan membagikan kenikmatan yang diperolehnya pada orang lain, malahan berupaya menahan uangnya hanya untuk diri sendiri saja. Padahal sifat kikir itu justru merugikan .
Pernah kehilangan suatu barang? Hmm... itu hanya salah satu dari 7 kerugian yang sudah pasti dialami oleh orang yang kikir, meskipun belum tentu setiap kehilangan itu menunjukkan diri kit kikir loh yaa, bisa jadi karena pelupa, tapi ada baiknya menjadi bahan untuk berintrospeksi.
Dari Jabir Inu Abdillah r.a. bahwa Rasulullah saw bersabda,” Jauhilah perbuatan zalim, karena kezaliman akan membawa kegelapan di hari kiamat dan jauhilah dari sifat kikir dan tamak , karena ia telah menghancurkan umat sebelum kalian ia telah mendorong mereka menumpahkan darah saudara mereka sendiri dan menghalalkan kehormatan mereka (HR Muslim).
Salah seorang sahabat terpercaya Rasulullah shalallaahu 'alaihi wassalam, yakni Abu Bakar Radiyallaahu 'Anhu berkata: “Orang yang bakhil atau kikir tidak bisa lepas dari salah satu tujuh perkara berikut:
1. Ketika ia mati, hartanya akan diwarisi oleh orang yang akan menghabiskan dan membelanjakannya untuk sesuatu yang tidak diperintahkan Allah;
Daripada menyimpan-nyimpan harta untuk warisan ke anak, lebih baik pastikan harta tersebut halal dengan mengeluarkan zakatnya terlebih dahulu, serta menggunakannya sebagian untuk berinfak di jalan Allah, misalnya dengan cara wakaf, atau bersedekah.
Percayalah, harta warisan yang disimpan saja tanpa dibelanjakan di jalan Allah justru akan habis oleh ahli waris untuk hal yang tak bermanfaat.
2. Allah akan membangkitkan penguasa zhalim yang akan merenggut seluruh hartanya setelah menyiksanya terlebih dahulu;
Na'udzubillah, sungguh mengerikan jika harta yang kita miliki justru kita tahan, sehingga membuat Allah mengutus penguasa zhalim untuk 'mengambil paksa' dari tangan kita. Lebih baik bagikan harta tersebut dan infakkan di jalanNya agar harta bernilai barokah.
3. Allah menggerakkan dirinya untuk menghabiskan harta bendanya;
Orang pelit ada juga yang pada akhirnya justru menghabiskan harta bendanya untuk hal sia-sia sekadar untuk memenuhi kemauan nafsu dan syahwatnya saja.
4. Muncul ide pada dirinya mendirikan bangunan di tempat yang rawan bencana, sehingga bangunan berikut semua harta yang disimpan di dalamnya lalu ludes.
Orang yang kikir sungguh tidak akan beruntung! Bahkan jika memiliki bangunan mewah di sebuah tempat, Allah bisa menjadikan tempat tersebut rawan bencana sehingga hilanglah semua harta yang dimiliki.
Jangan menganggap memberi uang lima puluh ribu untuk pembangunan masjid itu berarti sudah dermawan! Jika tabungan di rekening mencapai milyaran, semestinya jumlah sedekah yang dikeluarkan bisa puluhan atau bahkan ratusan juta Rupiah!
5. Dia ditimpa musibah yang dapat menghabiskan hartanya, seperti tenggelam, terbakar, mengalami pencurian dan sebagainya. Entah itu musibah kebakaran, kebanjiran, perampokan, penipuan online, atau lainnya, bisa jadi merupakan teguran untuk orang-orang yang kikir dan menahan hartanya dari berinfak dan bersedekah. Cobalah introspeksi sudah sebanyak apa kita bersedekah?.Sudah sampai 10% dari harta yang kita miliki? Jika belum, sangat mungkin kita memang termasuk dalam golongan kikir.
6. Dia tertimpa penyakit kronis sehingga hartanya habis untuk berobat;
Orang yang pelit akan Allah berikan penyakit padanya yang berpotensi menyedot habis seluruh hartanya. Sekali lagi, jangan merasa sedekah satu juta itu besar jika kita sebenarnya memiliki uang puluhan milyar, karena secara persentase berarti kita bersedekah bahkan tidak sampai 1% dari jumlah harta yang dimiliki.
7. Dia menyimpan hartanya di sebuah tempat, kemudian ia lupa tempat itu, sehingga hartanya hilang.
Sering kehilangan barang karena lupa menyimpan di mana? Hati-hati, daripada begitu, lebih baik sedekahkan barang yang sudah tidak kita pergunakan, misalnya untuk tetangga, untuk kerabat dekat yang memerlukan, agar Allah memperkenankan kita untuk mendapat barang yang baru. Harta kita pun bisa lebih barokah.