Menangis adalah sesuatu yang alamiah bagi manusia. Menangis bukan berarti cengeng atau berjiwa lemah melainkan ekspresi kelembutan hati. Banyak ayat Al Quran yang mengajarkan perilaku menangis ini, di antaranya surah Maryam ayat 58
أُولَٰئِكَ الَّذِينَ أَنْعَمَ اللَّهُ عَلَيْهِمْ مِنَ النَّبِيِّينَ مِنْ ذُرِّيَّةِ آدَمَ وَمِمَّنْ حَمَلْنَا مَعَ نُوحٍ وَمِنْ ذُرِّيَّةِ إِبْرَاهِيمَ وَإِسْرَائِيلَ وَمِمَّنْ هَدَيْنَا وَاجْتَبَيْنَا ۚ إِذَا تُتْلَىٰ عَلَيْهِمْ آيَاتُ الرَّحْمَٰنِ خَرُّوا سُجَّدًا وَبُكِيًّا
Artinya :Mereka itu adalah orang-orang yang telah diberi nikmat oleh Allah, yaitu para nabi dari keturunan Adam, dan dari orang-orang yang Kami angkat bersama Nuh, dan dari keturunan Ibrahim dan Israil, dan dari orang-orang yang telah Kami beri petunjuk dan telah Kami pilih. Apabila dibacakan ayat-ayat Allah Yang Maha Pemurah kepada mereka, maka mereka menyungkur dengan bersujud dan menangis. (QS. Maryam: 58)
Rasulullah SAW, adalah manusia yang paling gagah berani, berjiwa kuat, serta memiliki keyakinan dan kesabaran yang tinggi. Namun, Rasulullah SAW, adalah sosok yang memiliki hati paling halus. Beliau mudah menangis ketika mendengar ayat-ayat Allah. Ketika sedang melaksanakan shalat, rintihan belau saat menangis seumpama air yang sedang direbus dalam periuk.
Demikian pula dengan sahabat yang lain. Siapa yang tidak kenal Umar bin Khattab? Berperawakan besar, tegas dan sangat ditakuti oleh musuh-musuhnya. Setan pun sangat ketakutan jika bertemu dengan Umar. Namun, ketika mendengar ayat-ayat Allah, shalat, dan berzikir ia mudah meneteskan air mata karena takut kepada-Nya.
Abdullah bin Umar ra., pernah berkata, “Sungguh, menangis karena takut kepada Allah itu jauh lebih aku sukai daripada berinfak uang seribu dinar.”
Orang-orang yang selalu mengingat Allah dan senantiasa menangis karena cinta dan takut kepada-Nya akan dilindungi dari siksa api neraka.
Rasulullah saw, bersabda, “Menangislah kamu semua. Apabila kamu tidak dapat menangis, pura-pura menangislah kamu.” (HR. Ibnu Majah dan Hakim)