Syaikh Ibnu Atho’illah, semoga Allah meridhoinya, menerangkan, “Jangan menuntut Allah karena terlambatnya permintaan yang telah engkau minta kepada-Nya, tetapi hendaknya engkau koreksi dirimu, tuntut dirimu, supaya tidak terlambat melaksanakan kewajiban-kewajibanmu terhadap Allah, Tuhanmu.”
Jadi saudaraku, jikalau kita mengenal Allah Swt. dengan baik, maka pasti kita tidak akan protes terhadap Allah atas apapun yang Allah tetapkan untuk kita. Karena, Allah adalah pencipta kita, Allah yang memiliki diri kita, dan Allah Maha Tahu segala permasalahan dan keperluan kita.
Tanpa kita jelaskan kepada Allah, sesungguhnya Allah sudah mengetahui setiap persoalan kita dan kebutuhan kita. Karena permasalahan kita pun tidak akan ada kecuali Allah yang mengizinkan. Kita lapar, Allah yang menciptakan lapar. Dan, pada saat yang sama, Allah pula yang menciptakan rezeki berupa makanan.
Kita tidak mengerti mengapa kita harus merasakan haus. Namun, Allah menciptakan haus itu dan sekaligus menciptakan air untuk memenuhinya. Alloh menciptakan tubuh kita ini dengan 70%-nya merupakan air. Dan, Allah pun tahu kita tidak akan bisa bertahan lama jika hidup tanpa air. Memang ada kalanya Allah mengizinkan tidak ada air untuk beberapa saat, namun pasti ada hikmahnya.
Ada kalanya pula dalam keadaan lapar, Allah menghendaki agar kita tidak langsung bertemu dengan makanan sehingga beberapa saat kita harus merasakan lapar lebih lama. Namun, pasti ada hikmahnya. Boleh jadi supaya kita bisa lebih mensyukuri nikmat Allah, yang mana selama ini kita seringkali lupa jika makanan dengan mudah kita temukan.
Dengan ditundanya makanan, maka ketika kita akhirnya bertemu dengan makanan meski sedikit saja, rasanya akan lebih nikmat. Kalau kita terbiasa dengan makanan yang berlimpah, maka akan kurang rasa syukurnya. Maka, untuk melatih kita pandai bersyukur, ditahanlah makanan oleh Allah SWT.
Oleh karena itu sahabatku, janganlah berburuk sangka kepada Allah jikalau suatu saat ada permohonan kita atau ada kebutuhan kita yang kita rasa terlambat terpenuhi. Jangan kita buruk sangka kepada Allah jika suatu saat kita berdoa dan berusaha sekuat tenaga, namun harapan kita mashi belum juga terwujud.
Allah Swt. berfirman dalam sebuah hadits qudsi, “Aku sesuai dengan persangkaan hamba pada-Ku.” (Muttafaqun’alaih).