close

Silahkan kunjungi website program-program mulia kami, klik tombol dibawah ini

www.rumahyatimindonesia.org


Telp. 0265-2351868 | WA 0878 8555 4556

Wednesday, 8 February 2017

Biarkanlah Kemarahan Hilang Bersama Waktu


Sahabat  pernah merasa marah sekali? Murka lah bahasa kerennya, atau kesal sampai ingin menangis?

Apa yang biasanya Sahabat lakukan dalam kondisi demikian?

Tahukah bahwa kita bisa masuk surga atau masuk neraka disebabkan respon kita saat digoda amarah?

Ada yang langsung melampiaskan amarah sebagaimana pemain tenis mengayunkan raketnya saat bola melambung ke arahnya. Begitu marah langsung meledak-ledak.

Karakter seperti ini mungkin bisa merasa lega hatinya karena sudah melampiaskan emosinya dengan sumpah serapah atau pukulan dan lemparan barang.

Akan tetapi, jika kita melakukan seperti ini, sadarilah bahwa luka yang kita berikan pada orang lain dengan kata-kata dan perbuatan kita mungkin akan sulit termaafkan sekalipun kita sudah meminta maaf.

Ditambah lagi orang yang mudah melampiaskan amarah dan tak mampu mengendalikan emosinya biasanya lebih rentan terkena penyakit berbahaya seperti stroke, jantung, kanker. Maka belajarlah mengendalikan amarah dan emosi lainnya.

Dalam hadits lain, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Barangsiapa yang menahan kemarahannya padahal dia mampu untuk melampiaskannya maka Allah  akan memanggilnya (membanggakannya) pada hari kiamat di hadapan semua manusia sampai (kemudian) Allah membiarkannya memilih bidadari bermata jeli yang disukainya.” (HR Abu Dawud, at-Tirmidzi, Ibnu Majah dan Ahmad)

Lagipula, ketahuilah bahwa amarah akan hilang seiring waktu, jika kita benar-benar menghendakinya menghilang. Ada orang yang mampu menghilangkan amarahnya hanya dengan curhat, ada yang mampu menghilangkan kesalnya setelah sebulan, ada yang berpuluh tahun pun masih menyimpan dendam amarah karena memang ia tidak menghendaki amarahnya tersebut sirna dari hatinya, sehingga hatinya kotor karena penuh emosi negatif.

Maka, jika Sahabat berkesempatan menghadapi amarah, hadapilah dengan kepala dingin. Jika kepalanya panas, segera dinginkan dengan air wudhu, jika masih panas, maka duduklah ketika dalam posisi berdiri, jika masih belum mendingin, maka berbaringlah atau bahkan bersujudlah minta pertolongan Allah agar amarah kita mereda.

Demikianlah yang diajarkan oleh Rasulullah teladan kita dalam menghadapi amarah. Semoga orang-orang yang mengikuti sabda Rasulullah akan diberikan Allah hati yang tenang tanpa amarah, biarkanlah amarah hilang ditelan waktu.