close

Silahkan kunjungi website program-program mulia kami, klik tombol dibawah ini

www.rumahyatimindonesia.org


Telp. 0265-2351868 | WA 0878 8555 4556

Thursday, 16 February 2017

Membatu Orang Lain Berarti Membantu Diri Sendiri







Suatu sore Adin berjalan dengan lesu, dagangan es cincau yang dipikulnya makin terasa berat. Hujan yang mengguyur di sepanjang hari ini menjadi alasan dagangannya masih belum laku terjual. Adin memikirkan istrinya yang sedang hamil tua, bagaimana dia mengumpulkan biaya persalinan untuk istrinya, itulah yang terbayang dibenaknya.

Ketika berjalan diatas genangan air, mamat melihat seorang wanita yang memakai pakaian bagus sedang membuka kap mesin mobil dan terlihat sedikit mengotak-atik. Adin mendekat, namun ada perasaan bingung yang menghampiri wanita tersebut, lalu masuklah wanita tersebut ke dalam mobil dan menutup kuncinya takut jiga Adin akan berbuat jahat padanya.

Adin melihat ke dalam jendela mobil seraya mengetuk kaca perlahan, "Ibu, ada yang bisa saya bantu?" Tawarnya.

Kaca mobil pun di buka perlahan, lalu wanita itu menjelaskan masalahnya. Setelah terjadi perbincangan beberapa menit, akhirnya wanita tersebut bersedia menerima pertolongan dari Adin. Adin pun lekas menaruh pikulannya dan memulai mengotak-atik mesin mobil.

"Anda tak perlu turun kalau takut Nyonya." Kata Adin

Tak perlu waktu banyak untuk Adin membetulkan mesin mobil tersebut karena dulu ia pernah bekerja lama di sebuah bengkel. Akhirnya ia pun selesai, namun dia nampak sekali kotor dan lelah. Melihat Adin sudah selesai membetulkan mobil, wanita tersebut pun membuka kaca jendelanya dan berterimakasih kepada Adin seraya menawarkan sejumlah uang, berapapun yang Adin minta ia akan bayar.

Adin hanya tersenyum dan menolak diberi bayaran seraya berkata, "Menolong orang bukanlah pekerjaan yang harus dibayar." Namun wanita tersebut merasa terimakasih saja tidak cukup. Dalam benak Adin berkata jika dia menolong seseorang tanpa berharap imbalan pasti Allah SWT akan membalas amal perbuatannya.

Wanita tersebut pun pergi, setelah beberapa meter dia teringat akan membeli makanan untuk anaknya. Berhentilah ia di tukang nasi goreng pinggir jalan. Sambil menunggu dia melihat seorang wanita yang sedang hamil tua sedang mengumpulkan sisa-sisa plastik di jalan, ia merasa iba dan ingat akan pertolongan Adin tadi. Dia pun memanggil wanita hamil dan memberinya sejumlah uang.

Wanita hamil pun bersyukur sambil berkata, "Ibu terima kasih banyak, tapi uang ini terlalu besar. Saya tak tahu harus berbuat apa."

"Kamu tidak berhutang apapun pada saya karena seseorang telah menolong saya, oleh karena itulah saya menolong kamu, maka inilah yang harus kamu lakukan, jangan pernah berhenti memberkan cinta dan kasih sayang."

Malam harinya wanita hamil pulang ke rumahnya dan memberitahu kepada suaminya bahwa ada seorang wanita yang memberikan sejumlah uang kepadanya. Mereka bersyukur karena uang tersebut bisa dipakai untuk biaya persalinannya. Dan ternyata suami tersebut adalah Adin. Tanpa Adin tahu bahwa wanita tersebut adalah orang yang ditolongnya Dan lewat tangan Allah SWT lah rezeki untuk biaya persalinannya ada.

“Jika kamu berbuat baik, berarti kamu berbuat baik untuk dirimu sendiri. Dan jika kamu berbuat jahat, maka kerugian kejahatan itu untuk dirimu sendiri..” (QS.Al-Isra: 7)