Saat kota Madinah dilanda musim paceklik, datanglah kafilah dagang milik Usman bin Affan ra., yang membawa bahan makanan dari Syam. Para saudagar mendekat untuk membelinya. Usman melihat dan menanyai mereka, "Berapa kali lipat kalian akan memberiku laba atas barang-barang ini?
Mereka menjawab, "Setiap sepuluh dirham, kami beri dua dirham."
Usman bertanya, "Ada yang memberi laba lebih dari itu?"
Mereka menjawab, "Kami beri Anda laba empat dirham untuk setiap sepuluh dirham."
Usman bertanya lagi, "Adakah yang memberiku lebih dari itu?"
Mereka menjawab, "Kami adalah saudagar Madinah. Siapa yang memberi Tuan laba lebih dari itu?"
Usman menjelaskan, "Allah. Dia memberiku laba untuk tiap-tiap satu dirham sepuluh kali lipat. Sekarang kuserahkan semua harta ini kepada kaum fakir miskin."
Begitulah kedermawanan Usman bin Affan. Ia tahu bahwa harta yang disedekahkan tidak akan pernah berkurang, bahkan akan selalu bertambah. Ia tidak menghitung-hitung hartanya kurang berapa dan nanti untungnya berapa. Ia serahkan semua kepada Sang Pemberi rezeki. Hal itu terbukti saat ada yang memberi keuntungan lebih dalam dagangannya, ia tetap menolak. Ia yakin akan janji Allah dalam Al Quran,
”Katakanlah: Sesungguhnya Tuhanku melapangkan rezki bagi siapa yang dikehendaki-Nya di antara hamba-hamba-Nya dan menyempitkan bagi (siapa yang dikehendaki-Nya), dan barang apa saja yang kamu nafkahkan, maka Allah akan menggantinya dan Dia-lah pemberi rezeki yang sebaik-baiknya.” (QS Saba’/34: 39).
Dalam bersedekah kita hendaknya tidak terlalu menghitung (mengingat-ingat) berapa harta yang akan disedekahkan karena berpotensi mengurangi keihklasan. Maksud tidak menghitung bukan berarti tanpa batasan, namun hendaknya bersedekah sesuai kadar kemampuan diri.
Balasan yang diberikan Allah kepada orang yang bersedekah dengan ikhlas juga tidak mengenal hitungan. Bisa jadi Allah membalas dengan 10 kalinya, 100 kalinya bahkan tak terhingga sesuai kehendak-Nya.
"Bersedekahlah kamu dan jangan menghitung-hitung, karena Allah akan menghitung-hitung pula pemberian-Nya kepadamu dan jangan kikir karena Allah akan kikir pula kepadamu." (HR Muslim)