Saudaraku, meski berada dalam keadaan miskin dan serba kekurangan, bukan berarti kita boleh berhenti melakukan kebaikan terhadap sesama. Membantu orang lain adalah kewajiban dalam situasi apa pun. Allah SWT memberikan pahala 10 hingga 700 kali lipat banyaknya untuk setiap kebaikan yang kita kerjakan. Allah berfirman,
"Barangsiapa datang dengan (membawa) satu kebaikan maka baginya (pahala) sepuluh kali lipat." (QS. Al-An'am: 160).
Ada sebuah kisah menarik tentang sedekah. Dalam perjalanan menuju Mekah untuk beribadah haji, Abdullah bin Mubarak, ulama masyhur pada abad ke 12, singgah di Kota Kufah, Irak. Di tempat tersebut, ia melihat seorang wanita sedang mencabuti bulu itik di tempat sampah. Ulama itu tahu bahwa itik tersebut sudah mati dan menjadi bangkai. Ia kemudian bertanya kepada seorang wanita, "Apakah itik ini bangkai? Atau, ia sudah disembelih?"
Wanita itu menjawab dengan tegas bahwa hewan tersebut adalah bangkai namun ia tetap mengambilnya untuk dimakan bersama keluarganya. Karena tak ingin hal itu menimbulkan kemudaratan kepada wanita tersebut dan keluarganya, Ibnu Mubarak bertanya, "Bukankah Nabi mengharamkan bangkai bagi kita?" Wanita itu tetap pada pendiriannya. Ia bahkan membentak Ibnu Mubarak dan menyuruhnya meninggalkan dirinya."Sudah, pergi saja kau dari sini!" hardik wanita itu.
Ibnu Mubarak bertahan dan terus bertanya kepada wanita itu, hingga akhirnya wanita tersebut membuka rahasia. "Aku mempunyai anak-anak yang masih kecil. Mereka sudah tiga hari tidak makan. Aku terpaksa memberi mereka bangkai ini," wanita itu bertutur. Mendengar jawaban tersebut, Ibnu Mubarak mengambil makanan dan pakaian miliknya yang ia angkut di punggung keledainya. Ia kembali kepada wanita itu dan berkata, "Ini uang, pakaian, dan makanan. Ambillah berikut keledai dan segala yang ada padanya!"
Ibnu Mubarak akhirnya tinggal di kota itu karena bekalnya tidak cukup untuk mengantarkannya ke Mekah hingga musim haji berakhir. Akhirnya, ketika orang-orang yang menunaikan haji pulang kembali ke negeri mereka, Ibnu Mubarak ikut pulang. Setibanya di kampung halaman, orang-orang datang kepadanya sambil mengucapkan selamat karena telah menunaikan haji. Ibnu Mubarak menjawab dengan jujur, "Tahun ini aku tidak jadi naik haji."
Seorang perempuan yang hadir di antara orang-orang itu berkata, "Subhanallah, bukankah aku menitipkan uangku kepadamu, lalu aku ambil kembali di Arafah?" Orang lain yang juga ada di tempat tersebut berkata, "Bukankah Anda yang memberi munum saya di sana?" "Bukankah Anda yang membelikanku ini dan itu?" terdengar suar dari orang yang berbeda.
Ibnu Mubarak bingung. "Aku tidak mengerti apa yang kalian katakan, sebab aku tidak jadi naik haji tahun ini," ujarnya. Orang-orang yang merasa bertemu dengan Ibnu Mubarak di Tanah Suci tentu bingung, sebab mereka yakin tidak salah orang. Malam harinya, saat sedang terlelap tidur, Ibnu Mubarak bermimpi mendengar suara gaib menyapanya. "Hai Abdullah! Sesungguhnya Allah telah menerima sedekahmu dan mengutus seorang malaikat yang menyerupaimu untuk melaksanakan haji sebagai ganti bagi dirimu.
Subhanallah. Kisah di atas membuktikan bahwa orang yang bersedekah tidak perlu khawatir kehilangan atau kekurangan. Sebab, Allah telah menciptakan ganti yang lebih baik. Oleh karena itu, sebuah hadits menyatakan bahwa sedekah sejatinya tidak sedikitpun mengurangi harta pelakunya, tapi justru menambahnya hingga berkali-kali lipat.