04 Desember
2017, telah di adakan acara Peringatan Hari Besar Islam (PHBI) tepatnya
memperingati Maulid Nabi Muhammad SAW di sebuah Masjid di Perum Tamara tepatnya
berlokasi di Tamansari Kota Tasikmalaya.
Pimpinan pondok
pesantren Tahfidz Al Karomah Palu, Sulawesi Tenggara, Sugi Nur Raharja, Gus Nur
meminta umat muslim untuk meniru akhlak Nabi Muhammad SAW.
Ada dua akhlak
nabi yang patut di teladani, pertama ketika pribadi nabi yang di dzalimi, maka
Rosulullah tersenyum. Namun ketika agamanya yang dikotori maka Rosulullah
menghunus pedang.
“Hati Rosulullah
itu seperti lautan. Beratus-ratus orang bahkan beribu-ribu orang menyakiti
dibalas oleh Rosulullah dengan kasih sayang, tidak memiliki rasa dendam,”
katanya dalam peringatan maulid Nabi di Mesjid Perum Taman Abdi Negara (Tamara)
Kelurahan Tamannya, Kecamatan Tamansari, Kota Tasikmalaya, Senin (4/12/2017).
Penceramah
kelahiran Jogjakarta dan besar di Bangil Probolinggo itu sengaja datang dari
Palu untuk menghadiri pengajian yang dilaksanakan oleh masyarakat Perum Tamara
bersama, Pesantren Tahfidz Rumah Yatim Indonesia, Sekolah Bahasa Al-Quran
dan Informatika (SAI) perum Kota Baru Kota Tasikmalaya.
Hadir dalam
pengajian tersebut, Kabag Kesra Kota Tasikmalaya, H Nasihin yang mewakili
Walikota Tasikmalaya, Camat Tamansari, Unsur Muspika dan Undangan lainnya.
Kata dia
bagaimana mulianya ahlak Rosulullah saat di hajar habis habisan oleh penduduk
Thoif, sampai harus merangkak ke luar gerbang. Dia sama sekali tidak marah
apalagi sampai dendam. Padahal Jibril memberi isyarat untuk membalas apa yang
sudah dilakukan penduduk Thoif kepada Nabi. Namun Rosulullah menolaknya.
Menurut, dai
kondang tersebut, umat muslim kalau mau selamat di dunia dan akhirat, harus
meneladani akhlak Rosulullah, dan selalu bertindak karena Allah. Termasuk
harus bisa sabar dalam menghadapi musbih dan bencana yang datang dari Allah.
“Di hati ini
harus selalu ada Allah dan Rosulullah, maka hidup ini akan terasa tenang,”
katanya.
Pengajian yang
dimulai sejak pukul 13.00 itu tidak hanya diikuti oleh masyarakat Perum saja,
tetapi juga dihadiri oleh ratusan santri dan santriwati dari Pondok Pesantren
SAI Homeschooling, FPI Tamansari dan juga masyarakat lainnya di Tamansari.
Dalam kesempatan
itu, Gus Nur yang berusia 43 tahun itu memberi cara jitu bagaimana hidup ini
bisa lebih dengan keberkahan. Kuncinya kata dia menyerahkan sepenuhnya masalah
kepada Allah dan tidak hanya curhat lewat Facebook yang biasa dilaksanakan umat
muslim kebanyakan saat ini.
Kabag Kesra Kota
Tasikmalaya, H Nasihin mengatakan, maulid Nabi dilaksanakan sebagi ungkapan
rasa syukur atas lahirnya Nabi Muhammad. Apa yang dilakukan oleh Nabi dalam
membangun peradaban yang berada harus diteladani oleh umat muslim di Tasikmalaya
ini.
“Maulid Nabi ini
untuk meneladani setiap pemikiran, ucapan dan tindakan Rosulullah yakni ahlak
mulia yang rahmatan lilalamin,,” katanya.
Rosulullah kata
dia bisa membangun tatanan kehidupan bernegara, menjunjung tinggi keadilan
sosial, musyawarah mufakat, supremasi hukum, kebersamaan antar ummat menjadi
harmoni. “Dan itu yang harus kita lakukan untuk membangun peradaban yang lebih
beradab,” katanya.