Nabi Ayyub as merupakan putra dari Ish bin Ishak bin ibrahim as adalah salah satu manusia pilihan dari sejumlah manusia pilihan yang mulia. Allah telah menceritakan dalam kitab-Nya dan memujinya dengan berbagai sifat yang terpuji secara umum dan sifat sabar atas ujian secara khusus. Allah telah mengujinya dengan anaknya, keluarganya, dan hartanya, selanjutnya dengan tubuhnya juga. Allah telah mengujinya dengan ujian yang tak pernah ditimpakan kepada siapapun, tetapi ia tetap sabar dalam menunaikan perintah Allah dan terus menerus bertaubat kepada-Nya.
Untuk menggoda Nabi Ayyub yang berkelimpahan dalam kenikmatan duniawi, yang memiliki kekayaan tak ternilai besarnya, yang memimpin keluarga yang besar yang hidup rukun, damai dan bakti. Yang siang dan malam senan tiasa melakukan sholat, sujud dan tasyakur kepada Allah atas segala pemberian-Nya. Mulutnya tak berhenti menyebut nama Allah berzikir, bertasbih dan bertahmid. Yang penuh kasih teradang sesama makhluk Allah yang lemah, yang lapar diberinya makan, yang tanpa busana diberinya pakaian, yang bodoh diajar dan dipimpin, dan yang salah ditegur.
Iblis menggoda Nabi Ayyub dengan bisikan dan fitnahnya, namun rencananya gagal total. Telinga Nabi Ayyub tidak mendengar terhadap segala yang dibisikan iblis kepadanya. Hati Nabi Ayyub telah penuh dengan iman dan taqwa tidak ada tempat lagi untuk bibit-bibit kesesatan yang ditaburkan oleh iblis. Cinta dan taatnya kepada Allah merupakan benteng yang kuat dari serangan iblis dengan peluru kebohongan dan pemutar balikan kebenaran.
Cerita nabi Ayub masih berlanjut, iblis tidak putus asa, ia melanjutkan godaannya kepada Nabi Nuh. Iblis mengumpulkan para sekutunya untuk menggoyahkan Nabi Ayyub, untuk merusak aqidah dan imannnya , serta memalingkan Nabi Ayyub dari Allah yang ia sembah dengan penuh hati dan keyakinan. Dengan cara menghancurkan segala harta kekayaan yang ia miliki, mereka membinasakan hewan ternaknya, membakar seluruh lumbung gandum dan lahan pertaniannya sampai musnah. Nabi Ayyub as yang kaya raya tiba tiba menjadi seorang miskin harga selain hatinya yang penuh man dan takwa serta jiwanya yang bersar.
Setelah berhasil menghancurkan kekayaan dan harta milik Nabi Ayyub datanglah iblis kepadanya menyerupaia sebagai seorang tua yang tampak bijaksana dan berpengalaman, ia berkata :
“Sesungguhnya musibah yang menimpamu sangat dahsyat sekali sehingga dalam waktu yang begitu singkat telah habis semua kekakayaanmu dan hilang semua harta kekakayaan milikmu. Kawan-kawanmu merasa sedih sedangkan musuh-musuhmu bersenang hati dan gembira melihat penderitaan yang engkau alami akibat musibah yang susul-menyusul melanda kekayaan dan harta milikmu. Mereka bertanya-tanya, gerangan apakah yang menyebabkan Ayyub tertimpa musibah yang hebat itu yang menjadikannya dalam sekelip mata hilang semua harta miliknya. Sementara orang dari mereka berkata bahwa mungkin karena Ayyub tidak ikhlas dalam ibadah dan semua amal kebajikannya. Dan ada yang berkata bahwa andaikan Allah, tuhan ayub benar benar berkuasa, niscaya dia dapat menyelamatkan Ayyub dari malapetaka, mengingat bahwa ia telah menggunakan seluruh waktunya beribadah dan berzikir, tidak pernah melanggar perintah-Nya. Seorang lain menggunjung dengan mengatakan bahwa mungkin amal ibadah Ayyub tidak diterima oleh Tuhan, karena ia tidak melakukan itu dari hati yang bersih dan sifat ria dan ingin dipuji dan banyak lagi cerita-cerita orang tentang kejadian yang sangat menyedihkan itu. Akupun menaruh simpati kepadamu, hai Ayyub dan turut bersedih hati dan berduka cita atas Nabi yang buruk yang engkau telah alami”
Iblis yang menyerupai sebagai orang tua itu mengakhiri kata-kata hasutannya seraya memperhatikan wajah Nabi Ayyub as yang tetap tentang berseri-seri tidak menampakkan tanda-tanda kesedihan atau sesalan yang ingin ditimbulkan oleh Iblis dengan kata-kata racunnya itu. Nabi Ayyub as berkata kepadanya :
“Ketahuilah bahwa apa yang aku telah miliki berupa harta benda, gedung-gedung, tanah ladang dan hewan ternakan serta lain-lainnya semuanya itu adalah barang titipan Allah yang dimintanya kembali setelah aku cukup menikmatinya dan memanfaatkannya sepanjang masa atau ibarat barang pinjaman yang diminta kembali oleh tuannya jika saatnya telah tiba. Maka segala syukur dan puji hanya bagi Allah yang telah memberikan kurnia-Nya kepada ku dan mencabutnya kembali pula dari siapa yang Dia kehendaki dan mencabutnya pula dari siapa yang Dia suka. Dia adalah yang maha kuasa mengangkat derajat seorang atau menurunkannya menurut kehendak-Nya. Kami sebagai hamba-hamba mahkluk-Nya yang lemah patut berserah diri kepada-Nya dan menerima segala takdir-Nya yang kadang kala kami belum dapat mengerti dan menangkap hikmah yang terkandung dalam takdir-Nya itu”.
Selesai mengucapkan kata-kata jawabnya kepada iblis yang sedang duduk tercengang di depannya, menyungkurlah Nabi Ayyub as bersujud kepada Allah memohon ampun atas segala dosa dan keteguhan iman serta kesabaran atas segala cobaan dan ujian-Nya.
Iblis segera meninggalkan rumah Nabi Ayyub as dengan rasa kecewa bahwa racun hasutannya tidak temakan oleh hati Nabi Ayyub as itu. Namun iblis tidak putus atas melaksanakan sumpah yang ia nyatakan di hadapan Allah dan malaikat-nya bahwa ia akan berusaha menyesatkan anak cucu Nabi adam di manaj saja mereka berada. Ia merencanakan melanjutkan usaha gangguan dan godaannya kepada Nabi Ayyub as lewat penghancuran keluarga yang sedang hidup rukun, damai dan saling hidup cinta mencintai, dan harga menghargai satu sama lain.