Suatu ketika berkumpullah Nabi sallallahu ‘alaihi wasallam bersama sahabat-sahabatnya yang mulia. Di sana hadir pula sahabat paling setia, Abu Bakar ash-Shiddiq.
“Wahai Abu Bakar, aku begitu rindu hendak bertemu dengan ikhwanku (saudara-saudaraku).”
Kemudian terucap dari mulut baginda yang sangat mulia:
Suasana di majelis itu hening sejenak. Semua yang hadir diam seolah sedang memikirkan sesuatu. Lebih-lebih lagi sayidina Abu Bakar, itulah pertama kali dia mendengar orang yang sangat dikasihinya melontarkan pengakuan demikian.
“Apakah maksudmu berkata demikian, wahai Rasulullah? Bukankah kami ini saudara-saudaramu?”Abu Bakar bertanya melepaskan gumpalan teka-teki yang mulai memenuhi pikiran.
Rasulullah menggeleng-gelangkan kepalanya perlahan-lahan sambil tersenyum. Kemudian Baginda bersabda,“
“Tidak, wahai Abu Bakar. Kamu semua adalah sahabat-sahabatku tetapi bukan saudara-saudaraku.” Suara Rasulullah bernada rendah.
“Kami juga saudaramu, wahai Rasulullah,” kata seorang sahabat yang lain pula.
“Saudara-saudaraku adalah mereka yang belum pernah melihatku tetapi mereka beriman denganku dan mereka mencintai aku melebihi anak dan orang tua mereka. Mereka itu adalah saudara-saudaraku dan mereka bersama denganku. Beruntunglah mereka yang melihatku dan beriman kepadaku dan beruntung juga mereka yang beriman kepadaku sedangkan mereka tidak pernah melihatku.”
(Ibn Asakir 30/137, dan dalam Kanzul Ummal, 14/48.)
Dari Abu Hurairah, bahwa Rosulullah shollallahu 'alaihi wasallam pernah
mendatangi pekuburan lalu bersabda:
"Semoga keselamatan terlimpahkah atas
kalian penghuni kuburan kaum mukminin, dan sesungguhnya insya Allah kami akan bertemu kalian, " sungguh aku sangat gembira seandainya kita dapat melihat
saudara-saudara kita."
Para Sahabat bertanya, 'Tidakkah kami semua saudara-saudaramu wahai Rasulullah?
Beliau menjawab dengan bersabda: "Kamu semua adalah sahabatku, sedangkan
Beliau bersabda lagi: ''Maka mereka datang dalam keadaan muka dan kaki mereka putih bercahaya karena bekas wudlu.
saudara-saudara kita ialah mereka yang belum berwujud."
Sahabat bertanya lagi, ''Bagaimana engkau dapat mengenali mereka yang belum berwujud dari kalangan umatmu wahai Rasulullah? '
Beliau menjawab dengan bersabda:
"Apa pendapat kalian, seandainya seorang lelaki mempunyai seekor kuda yang berbulu putih didahi serta di kakinya, dan kuda itu berada di tengah-tengah sekelompok kuda
yang hitam legam. Apakah dia akan mengenali kudanya itu? ''
Para Sahabat menjawab, ''Sudah tentu wahai Rasulullah.''
Aku mendahului mereka ke telaga.
Ingatlah! Ada golongan lelaki yang dihalangi
Dari Ibnu Abbas Radhiallahu ‘anhu, diriwayatkan suatu ketika selepas shalat shubuh, seperti biasa Rosulullah Shollallahu 'alaihi wasallam duduk menghadap para sahabat. Kemudian beliau bertanya,
dari datang ke telagaku sebagaimana dihalaunya unta-unta sesat'. Aku memanggil
mereka, 'Kemarilah kamu semua'.
Maka dikatakan, 'Sesungguhnya mereka telah menukar ajaranmu selepas kamu wafat'. Maka aku bersabda: "Pergilah jauh-jauh dari sini." (HR. Muslim No. 367).
Siapa Manusia Yang Paling Menakjubkan Imannya Menurut Rosulullah Saw?
Sahabatku,
Berbahagialan kita ummat Nabi Muhammad karena kita yang beriman kepada Allah dan Rasul-Nya adalah orang yang paling menakjubkan imannya menurut Rasulullah Saw.
“Wahai manusia siapakah makhluk Tuhan yang imannya paling menakjubkan?”.
“Malikat, ya Rasul,” jawab sahabat.
Lalu Nabi Shallallahu alaihi wasallam terdiam sejenak, kemudian dengan lembut beliau bersabda,
“Bagaimana malaikat tidak beriman, sedangkan mereka pelaksana perintah Tuhan?”Tukas Rasulullah.
“Kalau begitu, para Nabi ya Rasulullah” para sahabat kembali menjawab
“Bagaimana nabi tidak beriman, sedangkan wahyu dari langit turun kepada mereka?” kembali ujar Rasul.
“Kalau begitu para sahabat-sahabatmu, ya Rosul”.
“Bagaimana sahabat-sahabatku tidak beriman, sedang mereka menyaksikan apa yang mereka saksikan. Mereka bertemu langsung denganku, melihatku, mendengar kata-kataku, dan juga menyaksikan dengan mata kepala sendiri tanda-tanda kerosulanku.” Ujar Rasulullah.
“Yang paling menakjubkan imannya,” ujar Rasul
“Berbahagialah orang yang pernah melihatku dan beriman kepadaku” Nabi Shallallahu alaihi wasallam mengucapkan itu satu kali.
“adalah kaum yang datang sesudah kalian semua. Mereka beriman kepadaku, tanpa pernah melihatku. Mereka membenarkanku tanpa pernah menyaksikanku. Mereka menemukan tulisan dan beriman kepadaku. Mereka mengamalkan apa-apa yang ada dalam tulisan itu. Mereka membela aku seperti kalian membelaku. Alangkah inginnya aku berjumpa dengan saudara-saudaraku itu.”
Kemudian, Nabi Shallallahu alaihi wasallam meneruskan dengan membaca surat Al-Baqarah ayat 3,
“Mereka yang beriman kepada yang gaib, mendirikan shalat, dan menginfakan sebagian dari apa yang Kami berikan kepada mereka.”
Lalu Nabi Shallallahu alaihi wasallam bersabda,
Berbahagialah orang yang beriman kepadaku padahal tidak pernah melihatku.”
Nabi Shollallahu 'alaihi wasallam mengucapkan kalimat kedua itu hingga 7 kali.
(HR. Musnad Ahmad juz 4 hal 106 hadis no 17017. Hadis ini juga diriwayatkan oleh Ad Darimi dalam Sunan Ad Darimi juz 2 hal 398 hadis no 2744)
Semoga kita semua, orangtua kita dan anak-anak keturunan kita semua termasuk ke dalam golongan orang-orang sholeh, orang-orang yang menakjubkan imannya menurut Rosulullah saw dan kelak bisa mendapatkan syafaatnya serta berkumpul dengan Rosulullah Saw di Surga.
Aamiin Yaa Rabbal Alamiin.
Wallahu a'lam