Kehilangan sesuatu yang berharga pasti amat menyedihkan. Apalagi untuk mendapatkannya perlu perjuangan yang tidak mudah. Ketika sesuatu itu hilang, pasti ada rasa sedih, kesal, dan marah. Tidak hanya rasa tersebut, tidak jarang kita juga menyalahkan seseorang atas kehilangan sesuatu yang berharga. Dan tidak jarang pula yang akhirnya menyalahkan Allah.
Apa yang hilang dari kehidupan kita, tidak perlu disesali. Tanamkan dalam diri bahwa semua adalah milik Allah. Apa yang kita miliki hanyalah titipan Allah semata. MilikNya yang Allah percayakan kepada kita untuk menjaga. Jadi, jika kehilanganpun tidak sedih secara berlebihan. Tapi justru kita bersyukur pernah dipercaya oleh Allah untuk memiliki sesuatu yang berharga itu.
Demikian pula dengan kehidupan yang sedang kita jalani. Kehilangan pekerjaan atau usaha yang bangkrut tidak perlu diratapi secara berlebihan apalagi sampai menyalahkan Allah sebagai sumber masalahnya. Masya Allah. Justru gunakan sebagai ajang introspeksi. Mungkin selama kita menjalankan pekerjaan atau usaha, ada perbuatan kita yang kurang berkah.
Dengan introspeksi, memperbaiki sikap yang mungkin salah, insya Allah, Allah akan memberikan pengganti yang jauh lebih baik. Skenario Allah selalu adil terhadap hambaNya. Allah selalu memiliki kejutan baik untuk setiap hambaNya yang senantiasa bersyukur dan bertawakal dengan ketetapanNya.
“Sesungguhnya tidaklah engkau meninggalkan sesuatu karena Allah ‘Azza wa Jalla, kecuali Allah akan menggantikannya bagimu dengan yang lebih baik bagimu” (HR Ahmad no 23074)
Jika Allah mengambil satu nikmat, insya Allah Dia telah mempersiapkan nikmat lain yang lebih baik. Yang pastinya akan sangat berguna bagi kita. Ingat, jika satu pintu tertutup, jangan terus meratapi pintu yang tertutup tersebut dan menunggu sampai pintu itu terbuka. Tapi perhatikan sekitar, masih banyak pintu-pintu yang terbuka dan menunggu kita datangi dan disanalah menunggu kenikmatan yang jauh lebih baik dari sesuatu yang telah hilang.
Bertawakal dan sabar adalah kunci dari pembuka pintu-pintu yang lain. Jika kita terus meratapi kehilangan, niscaya mata kita tidak akan awas melihat pintu-pintu dan peluang yang ada didalamnya. Peluang yang mungkin tidak akan kita dapatkan jika kita tidak pernah merasakan kehilangan sebelumnya.