Anak sering kali melakukan kesalahan atau hal lainnya yang tidak baik. Saat anak melakukan kesalahan ataupun tidak, terkadang orang tua khususnya ibu sering kali menasehati anaknya. Menasehati anak adalah hal yang gampang-gampang susah. Sebab kadang anak mau mendengarkan dan kadang nasehat kita hanya dianggap angin lalu olehnya.
Namun, jangan pernah menyerah dalam menasehati, membimbing dan mendidik anak-anak kita. Carilah segala cara agar nasehat demi kebaikan itu mau didengarkannya. Dan tahukah bahwa ada waktu-waktu tertentu untuk menasehati anak.
Rasulullah Shalallahu’alaihi wa sallam mempunyai waktu andalan untuk mendidik anak, yaitu :
Dalam Perjalanan
Tidak harus perjalanan jauh, berjalan-jalan di sekitar rumah dengan makna sebenarnya yaitu saat berjalan kaki pun nasehat dan arahan bisa diberikan. Dalam kondisi ini jiwa seorang anak terasa fresh atau segar dan bahagia sehingga petuah orang tua akan meresap dalam hatinya. Bisa juga sambil membonceng anak jalan-jalan pakai motor atau angkot, inilah saat mengajak anak-anak ngobrol.
Waktu makan
Di banyak keluarga, waktu makan adalah saat istimewa untuk berkumpul bersama keluarga. Begitu juga dengan anak-anak. Mereka sangat senang jika makan bersama dengan orang tua dan saudara-saudaranya. Dalam kondisi hati yang senang inilah, nasehat dan arahan bisa diberikan kepada mereka. Di waktu makan ini pula sejumlah adab bisa diajarkan. Misalnya saja cara makan yang baik dan sesuai sunnah Rasulullah Shalallahu’alaihi wa sallam.
Waktu anak sakit
Kondisi sakit adalah saat melunaknya hati dan perilaku seseorang. Begitu juga dengan jiwa buah hati kita. Dia yang sehari-harinya susah dinasehati, pada saat sakit inilah diharapkan nasehat yang baik dan lembut dapat merasuk ke kalbunya. Hal ini dicontohkan oleh Rasulullah SAW ketika menjenguk seorang anak Yahudi dan mengajaknya masuk Islam, sebagaimana diriwayatkan oleh Bukhari : “Sesungguhnya, seorang anak Yahudi yang biasa melayani Nabi shallallahu’alaihi wa sallam menderita sakit. Lalu Nabi shallallahu’alaihi wa sallam membesuknya, kemudian dia duduk di sisi kepalanya. Lalu berkata, ‘Masuk Islamlah.” Sang anak memandangi bapaknya yang ada di sisi kepalanya. Maka sang bapak berkata kepadanya, “Taatilah Abal Qasim shallallahu’alaihi wa sallam.” Maka anak tersebut masuk Islam. Lalu Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam keluar seraya berkata, “Segala puji bagi Allah yang telah menyelamatkannya dari neraka,” (HR. Bukhari, no. 1356).
Itulah waktu-waktu untuk menasehati anak kita. Serta jangan lupa untuk senantiasa mendo’akan anak-anak kita. Sebab tanpa do’a dari orangtua khususnya ibu, perjalanan hidup anak akan mengalami aral rintang yang susah.