Rasulullah Saw. bersabda, “Sesungguhnya aku diutus untuk menyempurnakan akhlak mulia.” (HR. Ahmad)
Ketika kita mengubah akhlak kita menjadi lebih baik, maka penting kita untuk selalu bertanya kepada diri sendiri, mengapa akhlak kita berubah? Karena syaitan itu sangat licin, licik dan halus cara-caranya menjerumuskan kita. Penting bagi kita untuk bermuhasabah apakah perbaikan akhlak kita ini murni demi mendapat penilaian Allah, ataukah demi mendapat kekaguman orang lain.
Jika, niat kita murni lillaahi ta’ala maka beruntunglah kita, termasuk kepada kelompok orang-orang yang ikhlas. Sedangkan jika niat kita adalah mencari penilaian manusia, agar dikagumi orang lain sebagai orang yang baik, maka sia-sialah usaha kita. Mungkin kita memang akhirnya mendapat kekaguman orang lain, namun di hadapan Allah semua itu tiada artinya. Semoga kita terhindar dari hal yang demikian.
Akhlak kita menjadi baik, ibadah kita menjadi semakin benar, ucapan dan perbuatan kita menjadi semakin terpelihara dan jauh dari kezholiman, sesungguhnya adalah buah dari kondisi hati kita. Semakin bersih hati kita, semakin lurus niat kita, maka akan semakin mulia akhlak kita. Sedangkan jika hati kita kotor, maka akhlak kita pun tidak jauh berbeda, penuh kepura-puraan dan jauh dari ketulusan.
Oleh karena itu saudaraku, marilah kita senantiasa disiplin menjaga kebersihan hati. Inilah pangkal dari kebahagiaan hidup kita di dunia dan akhirat. Juga pangkal dari kemuliaan akhlak kita yang akan bernilai di hadapan Allah Swt. Wallahua’lam bishowab.