Banyak orang yang beranggapan bahwa bahagia itu diwakilkan oleh harta yang melimpah, mobil mewah, rumah gedong, makan enak, pasangan yang rupawan dan lain sebagainya. Sahabat, bila andapun beranggapan yang sama dengan kriteria bahagia diatas sangat disayangkan sekali.
Mengapa?
Karena bahagia yang hakiki adalah tak hanya hidup enak tapi juga mati enak. Jangan sampai senang di dunia namun sengsara di akhirat. Seperti kata Al-Imam Ibnu Qudamah, “Orang yang berbahagia adalah orang yang telah berhenti nafasnya namun tidak berhenti pahalanya.”
Lantas cara untuk bahagia diakhirat harus bagaimana?
Hal yang harus dilakukan adalah perbanyak Amal jariyah, yakni amal dikerjakan didunia namun pahalanya tak terputus meskipun pelakunya telah meninggal dunia. Seperti yang disampaikan hadits dibawah ini.
“Jika seseorang meninggal dunia, maka terputuslah amalannya kecuali tiga perkara (yaitu): sedekah jariyah, ilmu yang dimanfaatkan, atau do’a anak yang sholeh” (HR. Muslim no. 1631).