Seseorang yang meninggalkan doa berarti ia merugi. Sebaliknya seseorang yang berdoa, ia tidak akan pernah merugi atas doa yang dipenjatkannya, selama ia tidak berdoa untuk suatu dosa atau memutuskan tali silaturrahmi. Karena doa yang dipanjatkannya, pasti disambut oleh Allah, baik dengan mewujudkan apa yang dia minta di dunia, atau mencegah darinya keburukan yang setara dengan yang ia minta, atau menyimpannya sebagai pahala yang lebih baik baginya di akhirat kelak. Dalam sebuah hadits Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
مَا مِنْ أَحَدٍ يَدْعُو بِدُعَاءٍ إِلَّا آتَاهُ اللَّهُ مَا سَأَلَ أَوْ كَفَّ عَنْهُ مِنَ السُّوءِ مِثْلَهُ مَا لَمْ يَدْعُ بِإِثْمٍ أَوْ قَطِيعَةِ رَحِمٍ
Tidak ada seseorang yang berdoa dengan suatu doa, kecuali Allah akan mengabulkan yang ia minta, atau Allah menahan keburukan dari dirinya yang semisal dengan yang ia minta, selama ia tidak berdoa untuk suatu perbuatan dosa atau untuk memutuskan tali silaturrahim.
Oleh karena itu, janganlah seorang hamba merasa keberatan meminta kepada Rabb-nya dalam urusan-urusan dunianya, meskipun urusan tersebut dianggapnya sepele, terlebih lagi dalam urusan akhirat. Karena permintaan itu merupakan bukti ketergantungan yang sangat kepada Allah, dan kebutuhannya kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala dalam semua urusan. Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam telah mengatakan :
إِنَّهُ مَنْ لَمْ يَسْأَلْهُ يَغْضَبْ عَلَيْهِ
Sesungguhnya, barangsiapa yang tidak meminta kepada Allah, maka Allah akan marah kepadanya.