close

Silahkan kunjungi website program-program mulia kami, klik tombol dibawah ini

www.rumahyatimindonesia.org


Telp. 0265-2351868 | WA 0878 8555 4556

Monday, 3 February 2020

Orang Tua Sebagai Pembentuk Karakter Anak


Anak adalah anugerah yang dititipkan yang Kuasa kepada orang tua. Karena anak itu titipan maka orang tua sebagai penjaga amanah itu harus menjaganya dengan penuh amanah dan penuh rasa tanggung jawab. Nah, sebagai bentuk tanggung jawab kita sebagai orang tua adalah dengan memberinya kasih sayang dan cinta, salah satu bentuk kasih sayang orang tua terhadap anak adalah dengan memberinya pendidikan yang layak. Pendidikan terhadap anak tidak hanya dilakukan ketika anak sudah beranjak dewasa tetapi pendidikan terhadap anak bisa dilakukan ketika mulai dari anak itu masih dalam kandungan yaitu dengan cara sering membacakan surat surat al qur’an dan ketika anak masih dalam kandungan orang tua sebaiknya lebih hati hati dalam melakukan hal-hal yang bodoh. Meski berada dalam kandungan anak itu mampu mengetahui apa yg terjadi di luar dan mampu merasakannya. Setelah anak itu lahir pun anak itu langsung di adzani di telinga kanan dan iqomah di telinga kiri. 

Ketika anak itu sudah mampu berinteraksi ( usia dini ) pendidikan pun masih sangat diperlukan karena pada masa inilah masa – masa keemasan anak atau yg biasa dikenal dengan sebutan Golden Age (masa emas). Mengapa disebut dengan masa emas?. Itu karena pada masa inilah anak itu sudah mampu berinteraksi dengan sesama, aktif dan energik, dan memiliki rasa keingintahuan yang sangat kuat, selain itu pada masa ini anak sangat bergairah dalam belajar dan banyak belajar dari pengalaman yang ia lihat dan rasakan. 

Pada masa ini juga anak rawan menerima hal – hal yg kurang pantas, banyak sekali contoh baik itu di tv maupun media masa yg menyebutkan anak balita ada yg sudah bisa berkata jorok, merokok, ataupun bersifat keras. Sebenarnya anak itu tidak tau apa itu benar maupun salah dan itu bukan karena anak itu sendiri tapi dari lingkungannya yang mendukung anak itu untuk berbuat itu.  Disinilah peran orang tua dan keluarga sebagai pusat pendidikan pertama bagi anak. Selayaknya orang tua lebih peka terhadap perkembangan anak dan terus memberi sugesti-sugesti yang bersifat positive terhadap anak. Dari pengertian diatas orang tua sebagai pemberi dan pengawas dalam perkembangan anak semestinya terus berupaya memfasilitasi perkembangan anak di usia dini. Dan inilah cara membimbing atau memfasilitasi perkembangan potensi anak secara optimal.

1. Aspek Motoric ( mengembangkan pemahaman dan sikap positif terhadap kondisi fisiknya, mengembangkan kebiasaan untuk memelihara kesehatan dan kebersihan, menyediakan sarana untuk bermain atau tempat anak berkreasi )

2. Aspek Intelektual ( melatih anak berfikir sebab akibat, membiasakan anak berani mengungkapkan ide/gagasan atau mengajukan pertanyaan, melatih problem solving, mendorong kemandirian anak untuk melakukan tugasnya sendiri, mengembangkan potensi imajinatif/ daya cipta anak, mengadakan progam – progam yang memberikan kesempatan kepada anak untuk berkompetisi dengan sehat, mengenalkan perkembangan teknologi tetapi tetap dengan pengawasan orang tua )

3. Aspek Emosi ( menciptakan suasana emosional yang kondusif (ramah dan kasih sayang), membicarakan tentang cara menyalurkan keinginan tanpa mengganggu perasaan orang lain, menghormati pribadi anak, memberi penghargaan terhadap anak ketika melakukan tindakan terpuji, mengembangkan sikap positive, mengembangkan sikap dan kebiasaan saling menghargai dengan temannya ). 

4. Aspek Sosial ( menyusun tata tertib, mengembangkan sikap dan kebiasaan mematuhi tata tertib, mengembangkan sikap dan kebiasaan untuk saling hormati, menolong, dan menjalin persahabatan ) itulah sedikit ilmu yg bisa saya share, semoga dengan artikel ini sedikit memberi penerangan kepada orang tua agar peka terhadap perkembangan anak dan semoga artikel ini bermanfaat bagi semua kalangan. .