close

Silahkan kunjungi website program-program mulia kami, klik tombol dibawah ini

www.rumahyatimindonesia.org


Telp. 0265-2351868 | WA 0878 8555 4556

Wednesday, 1 April 2020

Kisah Gadis Kecil Dengan Kesabarannya








Ini adalah kisah seorang gadis berumur 10 tahun bernama Bar`ah. Orangtuanya merupakan dokter yang telah pindah ke Arab Saudi untuk mencari kehidupan yang lebih baik.
Meski baru berusia 10 tahun, Bar`ah sudah menghafal seluruh Alquran dengan tajwid yang baik. Dia dikenal sebagai anak yang sangat cerdas. Bahkan gurunya mengatakan bahwa Bar’ah sudah lebih maju dari anak seusianya. Keluarga kecilnya pun terus mendorong dan berkomitmen mengajarkan Islam kepada Bar’ah.
Suatu hari, ibu Bar’ah merasa sakit perut yang parah. Setelah beberapa kali diperiksa ke dokter, ternyata ibu bar’ah menderita penyakit kanker. Kanker ini sudah dalam keadaan stadium akhir atau sudah kronis.
Ibu bar’ah berfikir untuk memberitahu putrinya, terutama jika ia terbangun pada suatu hari dan tidak menemukan ibunya di sampingnya.
“Bar`ah aku akan pergi ke surga di depan kamu nak. Tapi ibu ingin kamu selalu membaca Alquran dan menghafalkannya setiap hari karena itu akan menjadi pelindungmu kelak,” pesan ibu Bar’ah kepada anaknya.
Gadis kecil itu tidak benar-benar mengerti apa yang ibunya berusaha katakan. Tapi dia mulai merasakan perubahan keadaan ibunya, terutama ketika ibunya mulai dipindahkan ke rumah sakit untuk waktu yang lama.
Sesuai pesan ibunya, Bar’ah pun menggunakan waktu sepulang sekolah untuk menjenguk sang ibu ke rumah sakit. Dia membaca Alquran untuk ibunya sampai malam hingga ayahnya datang menjemput pulang.
Suatu hari, pihak rumah sakit mengabarkan kepada ayah bar’ah bahwa kondisi istrinya sudah semakin buruk. Ayah Bar’ah perlu datang secepatnya. Kemudian, sang ayah menjemput Bar`ah dari sekolah. Keduanya berangkat menuju rumah sakit.
Sesampainya di depan rumah sakit, sang ayah meminta Bar’ah untuk tetap duduk di mobil. Agar Bar’ah tidak akan shock jika mendengar kabar ibunya meninggal dunia.
Ayah Bar’ah pun keluar dari mobilnya. Dengan penuh air mata, ia menyeberang jalan untuk masuk rumah sakit. Tiba-tiba, sebuah mobil melaju kencang dan menabrak ayah Bar’ah yang sedang menyebrang jalan. Seketika itu pula, Ayah Bar’ah meninggal tepat di hadapan putrinya. Gadis kecil ini pun menangis histeris.
Tragedi Bar`ah belum selesai sampai di sini. Kabar kematian ayahnya disembunyikan dari ibu Bar’ah yang masih opname. Namun setelah lima hari semenjak kematian suaminya, ibu Bar’ah juga wafat menyusul sang suami. Kini gadis kecil penghafal Alquran itu sendirian. Dia resmi jadi anak yatim piatu.
Orangtua teman-teman Bar’ah di sekolah memutuskan untuk mencarikan kerabat Bar’ah di Mesir, agar kerabatnya itu bisa merawatnya.
Tak berapa lama tinggal di Mesir, Bar`ah pun mulai mengalami nyeri, mirip dengan sakit yang dialami oleh ibunya. Keluarga Bar’ah pun kemudian membawanya ke dokter untuk diperiksa. Setelah beberapa kali tes, Bar’ah juga ternyata mengidap kanker.
Namun, jawaban Bar’ah justru sangat mencengangkat saat dirinya divonis kanker. “Alhamdulillah, sekarang aku akan bertemu dengan kedua orang tua (ayah dan ibu),” ucap Bar’ah.
Semua teman-teman dan keluarga terkejut. Gadis kecil ini sedang menghadapi musibah yang bertubi-tubi, tetapi dia tetap sabar dan ikhlas dengan apa yang ditetapkan Allah untuknya!
Orang-orang mulai mendengar cerita tentang Bar`ah. Pemerintah Saudi pun memutuskan untuk mengurusnya. Bar’ah kemudian dikirim ke Inggris untuk pengobatan penyakit kanker ini.
Salah satu saluran TV Islam (Al Hafiz) mendapat kontak dengan gadis kecil ini dan memintanya untuk membaca Alquran. Lantunan ayat suci yang dibacakan Bar’ah terdengar indah dan merdu. Bar’ah juga kerap berdoa untuk orangtuanya seraya menyanyikan lagu Nasyid.
Hari-hari terlewati dan kanker mulai menyebar di seluruh tubuh Bar’ah. Para dokter memutuskan untuk mengamputasi kakinya. Sekali lagi, Bar’ah tetap bersabar dan pasrah  dengan apa yang ditetapkan Allah baginya.
Beberapa hari setelah operasi amputasi kakinya, kanker Bar’ah menyebar ke otaknya. Dokter pun memutuskan untuk melakukan operasi otak. Dan sekarang bar’ah berada di sebuah rumah sakit di Inggris menjalani perawatan.  
Kisah Bar’ah begitu menginspirasi kita semua, khususnya umat Muslim. Bahwa sebesar apa pun ujian dan musibah yang menimpa, sabar dan salat adalah obatnya. Tidak peduli kapan Allah SWT akan mengambil nyawa Bar’ah, namun gadis kecil ini tetap berpegang teguh pada Iman dan Islamnya.
“Jadikanlah sabar dan salat sebagai penolongmu. Dan sesungguhnya yang demikian itu sungguh berat, kecuali bagi orang-orang yang khusyu” (Q.S. Al-Baqarah [2] ayat 45)