Pagi itu, Ilham mengantar istrinya belanja ke sebuah minimarket yang berjarak 1 km dari rumah mereka. Ilham menduga minimarket itu masih tutup, karena waktu menunjukkan kurang dari pukul 07.00. Ternyata pintu sudah dibuka. Istrinya segera masuk dan menunaikan tugasnya, sementara Ilham menunggu di luar, menjadi "tukang parkir". Baru saja standar motornya turunkan, dari belakang tiba-tiba ada yang memanggil.
“Minta tolong, dorongkan A’ “(Aa panggilan bahasa Sunda untuk laki-laki yang baru dikenal). Dicari sumber suara seseoorang yang minta tolong didorongkan mobilnya.
“Mana?” Ilham bertanya pada orang yang meminta tolong.
“Sini A’”Bapak tadi menunjuk sebuah truk warna kuning. Ternyata Bapak itu adalah Kenek truk.
“Haaaa? Truk ternyata.” Betapa kagetnya Ilham.
Bapak Kenek itu juga berhasil meminta bantuan anak sekolah yang badannya lebih kecil dari Ilham dan seorang lagi seorang lekaki paruh baya tukang ojek yang lebih pendek darinya.
“Pak didorong ke belakang ya?” Ilham memberi saran.
“Ke depan A’” Kenek meyakinkan dengan pengalamannya
“Okelah kalau begitu.” Bisik hati Ilham, setuju meski berat
Perasaannya berkecamuk sejenak. Hari kamis itu Ilham sedang puasa, ditambah lagi yang akan didorong adalah makhluk kuning besar ini hanya 4 orang bertubuh kecil. Ditambah lagi Bapak Kenek ini mengajak mendorong ke arah tanjakan, karena bila didorong berlawanan, ada lubang yang akan memerosokkan truk.
Ilham langsung menghentikan pergolakan hati. Bapak kenek itu telah memilih Ilham membantunya. Dia juga meminta bantuan dengan ramah. Ilham juga yakin bagian dari skeneario Allah. dan meyakinkan diri sendiri bahwa dia sedang diuji oleh Allah pagi ini.
Dengan hati yang masih bmbang karena keraguan akan kekuatan diri dan kondisi berpuasa, Ilham dan 3 orang lainnya mendorong.
”Satu, dua, tiga...” Bapak kenek memimpin pasukan pendorong.
Upppphh, hhhppp... Dia kerahkan energi yang tadi saat sahur hanya makan nasi, tempe dan sayur kelapa.
Mobil hanya bergoyang sedikit. Kukerahkan lagi seluruh kemampuan. Dia tak berpikir lagi tenaga ini akan segera habis dengan cepat dan kelelahan akan mengiringi puasanya hari ini.
Akhirnya Kenek menyuruh kami berhenti. Dia berubah pikiran. Kami diminta mendorongnya ke belakang. Saya berharap mobil ini tak sampai terperosok ke lubang yang jaraknya hanya 4 m dari roda belakang.
Ilham tengok sekeliling. ”Mana pendorong yang lain. Wah, semua pada pergi. Tinggal dia sendiri dan Bapak Kenek” Batinnya kembali berkecamuk.
Ilham tak peduli, ini berarti Allah menambah ujian bagi. Dengan tawakkal dan berpikir logis, dia akhirnya jadi pendorong satu-satunya selain Bapak Kenek. Mudah-mudahan jalan sedikit miring ini membuat Besi Kuning Besar ini bergerak.
”Bismillah...huppps.”
Alhamdulillah, baru bergerak satu meter saja, mesin truk itu langsung meraung-raung. Truk itu akhirnya bergerak maju. Ilham sangat takjub, mudah-mudahan ini salah satu keberkahan dan keajaiban dari orang yang berpuasa. Dengan senyum lebar Bapak Kenek dan Sopir mengucapkan terima kasih padanya. Mereka berlalu dengan senyum.
Setelah truk itu berlalu, Ilham merenung. Sambil duduk di kursi panjang depan swalayan, matanya berkaca-kaca.
”Alhamdulillah...terima kasih Kau beri hidayah padaku untuk melepas alasan-alasan yang menghalangi aku berbuat baik.”
Sebenarnya Ilham punya alasan yang sangat kuat untuk tidak membantu mendorong truk tadi. Dia bisa saja bilang.
”Pak maaf saya lagi buru-buru, istri saya mau cepat pulang.”
”Pak perut saya sakit dan lemas.”
”Maaf pak, yang lain aja, saya gak kuat.”
Ilham bersyukur Allah telah menuntunnya untuk menuntaskan kebaikan meski tanpa diniatkan dari awal. Dia tak mau menyia-nyiakan pintu kebaikan yang telah Allah bukakan padaku. Dia pulang dengan wajah cerah meski pagi ini cuaca mendung. Aku benar-benar membuktikan bahwa ada keajaiban yang hadir pada orang yang berpuasa.
Di Bulan Ramadhan, tak ada alasan untuk menghindari interaksi sosial dengan sesama. Justru di bulan ini, interaksi sosial menempati keutamaan dan ganjaran yang lebih utama dari bulan-bulan lainnya. Aku teringat sebuah perkataan dari Nabi Muhammad SAW :
"Shadaqah yang paling utama adalah shadaqah pada bulan Ramadhan." (HR. al-Tirmidzi dari Anas)