Hari Raya Idul Adha selalu identik dengan penyembelihan hewan qurban, sehingga disebut juga alyaum annahr, karena saat itu dilakukan penyembelihan.
Ibadah qurban merupakan syariat Islam sebagai penghormatan kepada syariat Nabi terdahulu, yakni Nabi Ibrahim alaihissalam.
Saat itu, Nabi Ibrahim as bermimpi diperintahkan untuk menyembelih anaknya Nabi Ismail as. Sebagai salah satu Nabi yang bergelar khalilullah (kekasih Allah), Nabi Ibrahim melaksanakan perintah tersebut, namun saat akan dilakukan penyembelihan Allah utus malaikat membawa qibas sebagai pengganti Nabi Ismail as.
Oleh karena itu, qurban merupakan salah satu ibadah kepasrahan yang tinggi dari seorang hamba. Hari Raya Idul Adha selalu identik dengan penyembelihan hewan qurban, sehingga disebut juga alyaum annahr, karena saat itu dilakukan penyembelihan.
Tidak heran menyembelih qurban merupakan suatu sunnah Rasul yang sarat dengan hikmah dan keutamaan.
Aisyah menuturkan dari Rasulullah shallallâhu ‘alaihi wasallam bahwa beliau bersabda, “Tidak ada suatu amalan yang dikerjakan anak Adam (manusia) pada hari raya Idul Adha yang lebih dicintai oleh Allah dari menyembelih hewan. Karena hewan itu akan datang pada hari kiamat dengan tanduk-tanduknya, bulu-bulunya, dan kuku-kuku kakinya. Darah hewan itu akan sampai di sisi Allah sebelum menetes ke tanah. Karenanya, lapangkanlah jiwamu untuk melakukannya.” (HR.At-Tirmidzi: 1413 dan Ibn Majah: 3117).
Oleh karena itu, Rasulullah sangat menganjurkan bagi yang mampu untuk melaksanakan ibadah kurban ini.