close

Silahkan kunjungi website program-program mulia kami, klik tombol dibawah ini

www.rumahyatimindonesia.org


Telp. 0265-2351868 | WA 0878 8555 4556

Wednesday, 22 July 2020

Menjaga Diri Dari Kotoran Dosa









Diceritakan bahwa Al Rabi' bin Khutsaim tidak pernah bertemu dengan Rasulullah, namun akhlaknya mencermikan pribadi yang amat mulia. Diriwayatkan bahwa Al Rabli' adalah seseorang yang menjaga dirinya dari perbuatan dosa. Beliau senantiasa selalu berdzikir kepada Allah Swt. 

Suatu saat Abd Rahman bin Ajlan pernah menceritakan kesan pertemuannya. ''Saya pernah bermalam dengan al Rabi', dan ketika ia yakin bahwa saya telah tidur, secara diam-diam ia bangun, melaksanakan salat tahajud. Dalam shalatnya ia berulang-ulang membaca ayat --yang artinya: ''Patutkah orang-orang yang melakukan kejahatan menyangka bahawa Kami akan menjadikan mereka seperti orang-orang yang beriman dan beramal saleh, dengan menyamakan keadaan (mereka semua) semasa mereka hidup dan semasa mereka mati? Amat buruklah apa yang mereka sangkakan itu.'' (QS 45: 21). Hal ini ia lakukan sepanjang malam sampai terbit fajar, dan kedua matanya basah kuyup air mata.

Hilal bin Isaf pernah menceritakan bagaimana al Rabi' benar-benar menjaga lisannya dari pembicaraan kotor, atau hal-hal yang tidak ada gunanya: ''Bila kau duduk di samping al Rabi' sepanjang tahun, ia tidak akan berbicara denganmu sampai kau bertanya kepadanya, dan ia tidak akan memulai berbicara kalau kau tidak memulainya, karena ia telah menjadikan dzikir kepada Allah sebagai pembicaraannya, dan menjadikan diamnya untuk berpikir.'

Al Rabi' benar-benar menyadari makna kehambaannya kepada Allah, bahwa ia diberi jatah hidup bukan untuk main-main, melainkan untuk mempersiapkan diri sebagai bekal di akhirat. Karena akhirat adalah kehidupan yang sebenarnya (perhatikan QS 29: 64). Dalam sebuah perjalanan di tepi Sungai Furat, al Rabi' pernah berhenti cukup lama di depan tungku pembakaran batu. Al Rabi' terpaku sunyi melihat lidah api yang demikian tajam menjilat-jilat udara. Semakin dimasukkan ke dalamnya tumpukan batu, api itu kian membara.