Bukan sesuatu yang asing lagi di telinga kita apabila kita mendengar ada orang yang berkata, “Aku ikhlas kok!” atau “Kerjanya yang ikhlas ya!”, tapi apakah kita pernah bertanya kepada diri kita apa sebenarnya ikhlas itu? Apakah yang kita pahami tentang ikhlas itu sama dengan yang dimaksud oleh Allah dan RasulNya?
Ikhlas adalah memurnikan ibadah atau amal shalih hanya untuk Allah dengan mengharap pahala dariNya semata. Jadi dalam beramal kita hanya mengharap balasan dari Allah, tidak dari manusia atau makhluk-makhluk yang lain.
Ikhlas dalam beramal memiliki peranan yang sangat penting, karena ia adalah syarat diterimanya amal tersebut.
Sebagaimana firman Allah yang artinya : “Dan tidaklah mereka diperintahkan kecuali untuk menyembah Allah dengan ikhlas menaatiNya semata-mata karena (menjalankan ) agama, dan juga agar menegakkan shalat dan menunaikan zakat, dan yang demikian itulah agama yang lurus dan benar” (QS. Al-Bayyinah :5).
Oleh sebab itu, apabila seseorang tidak ikhlas dan dia beramal hanya untuk tujuan-tujuan dunia, maka ini adalah pertanda kebinasaan karena Allah tidak akan menerima amal tersebut dan hanya menjadikannya seperti debu yang berterbangan.
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: “Sesungguhnya amal itu tergantung dari pada niatnya dan balasan yang akan diperoleh seseorang tergantung dari apa yang ia niatkan. Maka barangsiapa yang berhijrah untuk Allah dan rasulNya maka hijrahnya itu akan menuju Allah dan rasulNya dan barang siapa yang berhijrah untuk dunia yang dia cari atau wanita yang ingin dia nikahi maka hijrahnya itu akan tertuju untuk apa yang ia inginkan”. (HR. Bukhari dan Muslim).
Di dalam hadits ini Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam menjelaskan balasan orang-orang yang berbuat amal karena Allah, yaitu Allah akan menerima amalnya. Adapun orang-orang yang beramal untuk selainNya maka Allah akan memberi sesuai dengan yang ia inginkan namun ia tidak akan mendapatkan pahala dari Allah.