Sahabat,selama ini kita sudah sangat familiar dengan istilah 'Surga di bawah telapak kaki ibu'. ungkapan ini seperti kalimat turun temurun yang tak akan pernah luntur.
Dari Abu Hurairah radhiyallaahu ‘anhu, belia berkata, “Seseorang datang kepada Rasulullah shalallahu ‘alaihi wasallam dan berkata, ‘Wahai Rasulullah, kepada siapakah aku harus berbakti pertama kali?’ Nabi shalallaahu ‘alaihi wasallam menjawab, ‘Ibumu!’ Dan orang tersebut kembali bertanya, ‘Kemudian siapa lagi?’ Nabi shalallaahu ‘alaihi wasallam menjawab, ‘Ibumu!’ Orang tersebut bertanya kembali, ‘Kemudian siapa lagi?’ Beliau menjawab, ‘Ibumu.’ Orang tersebut bertanya kembali, ‘Kemudian siapa lagi,’ Nabi shalallahu ‘alaihi wasallam menjawab, ‘Kemudian ayahmu.'” (HR. Bukhari no. 5971 dan Muslim no. 2548).
Kenapa seorang ibu menjadi tolak ukur surga, itu karena wasilah kita bisa tercipta ke dunia melalui seorang ibu.
Selama sembilan bulan kita digendong di dalam rahim, sehingga kesulitan demi kesulitan senantiasa menyertai ibu. Namun, dengan semangat dan ikhlas, ibu menghadapinya dengan berharap bisa terlahir anak yang hebat.
Pengorbanan ibu tidak hanya saat mengandung, tetapi juga setelah melahirkan dan membesarkan anak. Tidak ada keluhan yang diutarakan seorang ibu.
Semua ibu lakukan demi anaknya. Bahkan, untuk tidur pun ibu mesti sabar dan mengorbankan hidupnya demi anak.
Maka, betapa mustahilnya seorang anak bisa membalas penderitaan seorang ibu. Perjuangan orangtua dalam membesarkan anaknya tidak akan bisa terbalas dengan hal apa pun
Selagi masih hidup, sayangilah, cintailah, patuhi kata-katanya, dan jangan berkata yang menyakitkan hatinya. Bahkan berkata ‘ah’ sekalipun.