Satu rasa yang tidak ada lagi gunanya pada hari kiamat. Penyesalan memang selalu datang belakangan. Apakah itu bisa berguna … pada hari setiap orang hanya bisa menuai, tak lagi mampu menanam?
Hidup di dunia ini ibarat masa menanam, dan hidup di akhirat adalah masa menuai. Kalau tidak maksimal menanam kebaikan, bagaimana mungkin bisa menuai kebahagiaan?
“Apakah kalian mengira bahwa Kami menciptakan kalian dengan sia-sia dan kalian tidak akan dikembalikan kepada Kami?” (QS. Al-Mu’minun: 115)
Dalam Al-Quran, disebutkan beberapa bentuk penyesalan manusia. Diantaranya :
Andaikan kami taat kepada Allah dan Rasul-Nya.
Andaikan kitabku ini tidak diberikan kepadaku.
Andaikan dahulu aku hanyalah tanah.
Andaikan dahulu aku mengerjakan amal shalih.
Andaikan aku tidak menjadikannya teman akrab
Diriwayatkan dari Ibnu Umar radhiyallahu ‘anhuma; beliau berkata, “Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam memegang pundakku seraya bersabda, “Jadilah – di dunia ini – layaknya orang asing atau pengembara.”
Lalu Ibnu Umar radhiyallahu ‘anhuma berkata, “Jika engkau berada pada waktu sore maka jangan menunggu hingga pagi, dan jika engkau berada pada waktu pagi maka jangan menunggu hingga sore. Manfaatkan masa sehatmu sebelum datang masa sakitmu. Manfaatkan masa hidupmu sebelum datang kematianmu.” (HR. Al-Bukhari)"
Itulah sederet penyesalan pada hari akhir. Yang tidak mampu membuat waktu berjalan mundur. Yang sudah terlambat.
Mari berubah, sebelum penyesalan tidak lagi berguna.