Alkisah, di sebuah perusahaan pertambangan minyak, ada seorang pegawai rendahan yang sedang kehausan dan dia hendak meminum air dingin. Namun belum sempai ia meminum, ia dihardik oleh seseorang yang jabatannya lebih tinggi dari dia.
"Hei, kamu tidak boleh minum air ini. Kamu cuma pekerja rendahan. Air ini hanya khusus untuk insinyur."
Dia pun terdiam sembari menahan haus. Ia tahu, ia hanya anak miskin lulusan SD, jikapun ada pendidikan yang di banggakan, ia lulusan lembaga tahfidz Qur'an, tapi keahlian itu tidak ada harganya di perusahaan minyak tersebut.
Hardikan tersebut selalu terngiang di kepalanya. Dia selalu bertanya kenapa hal tersebut terjadi kepadanya. Namun kejadian itu akhirnya menjadi momentum baginya untuk membangkitkan "Sikap Positif". Pekerja rendahan tersebut lalu bekerja siang hari dan melanjutkan sekolah pada malam hari. Walaupun setiap hari ia kurang tidur dan selalu di olok-olok temannya, namun tidak ada hasil yang mengkhianati sebuah proses. Buah kerja kerasnya ia berhasil menggapai hasil, ia akhirnya bisa lulus SMA.
Kerja kerasnya membuat perusahaan memberikan kesempatan padanya untuk mendalami ilmu dengan mengambil kuliah S1. Singkat cerita, pekerja rendahan tersebut telah selesai menjalankan kuliahnya dan berhasil menjadi S1, dan menjadi seorang insinyur. Bahkan karirnya di perusahaan tersebut pun semakin melesat. Kini sikap positifnya telah membuahkan hasil.