Pada suatu zaman terdapat seorang yang cukup saleh. Ia melazimkan bacaan shalawat nabi setiap harinya. Ia sendiri kerap bertemu Rasulullah SAW dalam mimpinya. Ia diperlakukan dengan hangat oleh Rasulullah SAW pada setiap perjumpaan.
Tetapi
suasana perjumpaannya pada malam kali ini berbeda. Ketika tertidur, ia bermimpi
melihat Rasulullah SAW.
Tidak
seperti biasanya, Rasulullah bersikap dingin. Rasulullah SAW tidak menoleh
kepadanya dan tidak menyapanya.
“Wahai
Rasulullah, apakah yang mulia sedang murka terhadapku?” ia bertanya dengan
masygul. “Tidak,” jawab Rasulullah SAW.
“Lalu mengapa yang mulia tidak sudi memandangku?”
“Karena
aku tidak mengenalimu,” kata Rasulullah SAW.
Ia
pun terbangun. Hatinya begitu sedih. Tetapi ia menyadari bahwa sudah
sekian bulan ia tidak membaca shalawat. Ia kemudian bertekad dalam hatinya
untuk membaca shalawat nabi sebanyak 100 kali setiap hari. Ia pun kemudian
membuktikan tekadnya dengan baik.
Pada
suatu malam kemudian ia berjumpa dengan Rasulullah SAW dalam mimpinya. Ia
disapa dengan hangat oleh Rasulullah.
“Sekarang
aku mengenalimu dan aku memberikan syafaatku untukmu,” kata Rasulullah SAW
dengan perhatian.
Tanggapan
Rasulullah SAW begitu hangat karena orang saleh tersebut dengan amalan
shalawatnya menunjukkan diri sebagai pecinta Rasulullah SAW.