Perbuatan yang menurut kita remeh boleh jadi istimewa di mata Allah SWT. Perbuatan yang kita anggap mewah boleh jadi justru tidak berharga menurut Allah SWT
Bukan berarti memperbanyak perbuatan baik tidak perlu. Yang bijak adalah terus berbuat baik sambil berusaha meningkatkan kualitas kebaikan yang kita lakukan. Dimana saja dan kapan saja, hendaknya kita menyempatkan waktu untuk berbuat baik. Jangan pernah meremehkan sekecil apapun kebaikan. Rasulullah SAW mengajarkan, “Takutlah kamu kepada neraka, meski dengan bersedekah sebutir kurma.” (HR Bukhari). Dalam hadis lain, beliau bersabda, “Jangan pernah kamu meremehkan kebaikan, meski dengan menyambut saudaramu dengan wajah berseri.” (HR Muslim).
Kebaikan yang menurut kita remeh belum tentu demikian di mata Allah SWT. Dalam riwayat Bukhari dan Muslim disebutkan, suatu ketika ada seekor anjing berputar-putar di sekitar sebuah sumur. Hampir saja ia mati karena kehausan, sebelum ada seorang pelacur Bani Israil melihatnya. Wanita itu lalu melepaskan sepatunya kemudian mengambilkan air dan meminumkannya untuk anjing tadi, maka dengan perbuatannya itu diampunilah wanita tersebut.
Betapa berharga nilai kebaikan di sisi Allah SWT. Terlebih jika pelakunya orang Mukmin. Allah SWT memberikan keutamaan bagi orang Mukmin di atas orang kafir. Menurut Ibnu Abbas, jika orang kafir mengerjakan kebaikan sebesar zarah, niscaya Allah SWT akan melihatnya, tetapi Dia tidak memberinya pahala di akhirat. Sebaliknya, jika orang Mukmin yang mengerjakan kebaikan sebesar zarah, maka Allah SWT akan menerima dan melipatgandakan balasan baginya di akhirat.
Allah SWT memberikan kesempatan secara adil kepada setiap orang untuk berbuat baik. Yang merasa sudah melakukan perbuatan hebat, belum tentu pahalanya lebih besar dari mereka yang hanya mampu melakukan perbuatan kecil.
Rasulullah SAW Bersabda: “Janganlah kamu meremehkan suatu kebaikan sedikitpun, walaupun sekadar bertemu saudaramu dengan wajah berseri (HR. Muslim).
Kita tidak pernah tahu mana di antara kebaikan kita yang dipandang berkualitas oleh Allah SWT. Perbuatan yang menurut kita remeh boleh jadi istimewa di mata Allah SWT. Perbuatan yang kita anggap mewah boleh jadi justru tidak berharga menurut Allah SWT. Karena itu, sungguh naif ketika kita hanya mau melakukan kebaikan besar, dan mengabaikan kebaikan kecil.