close

Silahkan kunjungi website program-program mulia kami, klik tombol dibawah ini

www.rumahyatimindonesia.org


Telp. 0265-2351868 | WA 0878 8555 4556

Tuesday, 6 April 2021

Keutamaan Anak Laki-Laki

Hadirnya anak lelaki dalam keluarga tentunya akan disambut dengan gembira. Terutama jika anak pertama, yang nantinya diharapkan bisa jadi contoh yang baik bagi adik-adiknya.

Saat memiliki anak lelaki, orangtua harus mengajarkan banyak hal. Salah satu yang terpenting adalah membentuk mentalnya agar bisa jadi pemimpin dan tauladan yang baik. Pasalnya, di kemudian hari ia akan jadi pemimpin keluarga dan masyarakat.

Kelak Menjadi Pemimpin

Dari Abdullah bin Umar radiyallahuanhuma, Nabi bersabda: “Kalian semua adalah pemimpin, dan masing masing kalian bertanggung jawab atas orang yang dipimpinnya. Seorang Amir (raja) adalah pemimpin, seorang suami pun pemimpin atas keluarganya” [HR. al-Bukhari no. 893, 5188, 5200 dan Muslim no. 1829].

Setiap anak lelaki akan jadi pemimpin. Untuk itu penting bagi orangtua untuk membentuk mentalnya, tegas tapi bijaksana dan bertanggung jawab. Dengan menjadi pemimpin yang baik, mulai dari keluarga tentunya akan membawa keberkahan.

Anak Lelaki Milik Ibu

Sebuah hadis yang diriwayatkan oleh Abu Hurairah r.a. menceritakan bahwa datang seorang lelaki kepada Nabi Muhammad SAW, lalu bertanya tentang siapa yang lebih berhak atas perlakuan baiknya, Rasulullah menjawab “Ibumu”, ketika orang tersebut menanyakan setelah itu kepada siapa lagi, Nabi tetap menjawab “Ibumu”, sampai pertanyaan ketiga kali diulang lagi, nabi menjawab “Ibumu”. Nah, pada pertanyaan yang keempat “Siapa lagi?” baru nabi menjawab “Ayahmu”.

Anak lelaki adalah milik ibu bahkan ketika anak lelaki tersebut menikah atau berkeluarga, sebab itu banyak orang yang senang ketika memiliki anak lelaki karena anak lelaki tidak dimiliki istrinya sebagaimana istri dimiliki suaminya yang dialami anak perempuan. Namun, hal ini harus dipahami secara bijak, jangan sampai bersikap memberi beban kepada anak lelaki.

Misalnya, menjadi semena mena terhadap anak lelaki dengan memberi beban yang berat pada anak laki laki dalam hal keuangan atau lainnya. Walaupun anak lelaki milik ibu, namun seorang ibu tentu tak boleh berniat merepotkan anaknya karena berharap balas jasa.