close

Silahkan kunjungi website program-program mulia kami, klik tombol dibawah ini

www.rumahyatimindonesia.org


Telp. 0265-2351868 | WA 0878 8555 4556

Monday, 6 September 2021

Ketaatan Istri Kepada Suami

Bagi seorang Muslimah yang telah menikah, menjadi sebuah kewajiban untuk mentaati seorang suami. Mentaati ini dalam hal-hal yang baik, bukan dalam hal-hal yang maksiat.

Rasulullah SAW pernah bersabda, “Jika seorang wanita menunaikan shalat lima waktu, berpuasa pada Ramadhan, menjaga kemaluannya dan menaati suaminya; niscaya akan dikatakan padanya: ‘Masuklah ke dalam surga dari pintu manapun yang kau mau’.” (HR Ahmad)

Dalam pernikahan, suami bisa menjadi surga atau neraka bagi seorang istri. Keridhaan suami menjadi keridhaan Allah. Istri yang tidak diridhai suaminya karena tidak taat, dikatakan sebagai istri yang durhaka atau kufur nikmat.

Rasulullah SAW pernah bersabda bahwa Rasul melihat wanita merupakan penghuni neraka terbanyak. Seorang wanita bertanya mengenai alasan hal tersebut. Rasulullah SAW menjawab di antaranya karena wanita banyak yang durhaka pada suaminya. (HR Bukhari Muslim)

Ketaatan seorang istri akan memengaruhi kelanggengan dan keharmonisan sebuah hubungan keluarga. Islam pun memuji istri yang taat kepada suaminya. Istri yang taat dianggap sebagai wanita terbaik.

Kewajiban lain dari seorang istri adalah benar-benar menjaga amanah suami di rumahnya. Baik menjaga harta suami hingga rahasia-rahasianya, dan bersungguhnya-sungguh mengurus urusan-urusan rumah. Rasulullah SAW bersabda, “Dan wanita adalah penanggungjawab di rumah suaminya, dan ia akan dimintai pertanggungjawaban.”

Jika dilihat dari sifat ketaatan istri, mungkin bisa kita pilah secara sederhana 3 Jenis ketaatan istri terhadap suami nya sebagai berikut:

1Pertama, Ketaatan Takut dan Terpaksa

Ada istri yang taat kepada suami, namun hal itu terjadi di bawah ancaman, tekanan, intimidasi, dan paksaan. Suami memimpin istri layaknya rejim diktator yang zalim dan sewenang-wenang.

Memang istri taat dan patuh kepada suami, namun dilandasi ketakutan dan keterpaksaan. Istri merasa mendapatkan teror yang mengerikan dan membuatnya merasa takut dan tidak nyaman.

Istri diancam dengan neraka, ancaman laknat malaikat, laknat Allah, dan lain sebagainya, agar taat dan menurut kepada suami.

Kedua, Ketaatan Sadar dan Sukarela

Istri taat kepada suami berlandaskan pengetahuan dan kesadaran, sehingga memunculkan sikap patuh yang sukarela.

Suami mampu mengarahkan dan membimbing istri dengan landasan pengetahuan, bukan dengan paksaan dan ancaman.

Ketiga, Ketaatan Hormat dan Cinta

Istri memberikan ketaatan kepada suami disertai rasa hormat dan cinta yang tulus suci dari dasar hati. Tidak sekedar sadar dan sukarela, namun bahkan patuh dengan segenap kehadiran jiwa.

Ketaatan seperti ini muncul dari sikap suami yang mampu menghormati dan membahagiakan istri. Pola kepemimpinan yang diterapkan didasarkan atas cinta dan kasih sayang, sehingga istri menurut dan patuh kepada suami dengan penuh hormat dan kecintaan.

Ketaatan seperti ini bersifat membahagiakan. Istri merasa sangat bahagia bisa memberikan ketaatan dan pelayanan kepada suami.