Pada zaman dahulu kala, ada seorang sahabat bernama Ali yang mulai menginginkan menikah dengan Fatimah. Keinginannya muncul ketika Fatimah yang membasuh luka Ayahnya (Nabi Muhammad) yang tengah terluka usai mengikuit peperangan. .
Karena memiliki keinginan yang besar untuk menikah dengan putri Nabi, Ali dengan rajin mengumpulkan uang untuk membeli mahar. Ia tidak langsung bisa menikah dengan putri Nabi karena, Ali bukan termasuk Sahabat yang memiliki kekayaan yang melimpah.
Belum cukup Ali mengumpulkan uang untuk membeli mahar, Sahabat Nabi yang Abu Bakar datang kepada Rasul untuk melamar Fatimah. Hati Ali menjadi gelisah, namun Ali sadar bahwa dirinya bukan siapa-siapa bila dibandingkan dengan Abu Bakar.
Akan tetapi setelah mendengar berita bahwa Abu Bakar tidak jadi menikah dengan Fatimah, Ali bersemangat kembali. Namun keceriaan Ali tidak berlangsung lama, karena salah seorang Sahabat dekat Rasulullah, Umar Bin Khatab juga mengikuti jejak Abu Bakar untuk melamar Fatimah.
Lagi-lagi Ali hanya mampu pasrah dan berdoa kepada Allah, jika ia jodohku pasti ia akan bersamaku. Karena Ali sadar bahwa dirinya tidak mungkin bersaing dengan Umar yang terkenal gagah perkasa dan memiliki keimanan yang begitu besar.
Namun takdir Allah masih berpihak kepada Ali, karena Abu Bakar dan Umar sama-sama tidak diterima. Hati Ali kembali ceria ketika berita itu sampai di kedua telinganya. Akan tetapi Sahabat Ali masih ragu untuk meminang Fatimah, karena ia hanya pemuda miskin.
Bahkan beliau hanya memiliki sebuah pedang, baju besi dan unta yang biasa digunakan untuk mengambil air.
Ali mendatangi Abu Bakar dan berkata : “Wahai Sahabat Rasul, sesungguhnya engkau telah membuat hatiku berguncang, engkau mengingatkan diriku kepada hal yang telah terlupa dalam ingatanku. Demi Allah diriku memang ingin untuk meminang Fatimah, akan tetapi yang menjadi satu penghalang untuk meminangnya karena aku ini pemuda yang miskin dan tidak memiliki apa-apa”
Dengan terharu Abu Bakar menanggapi Ali : ” Wahai Ali, janganlah engkau berkata begitu, bagi Allah dan Rasulnya, Dunia ini tidak lebih berharga dari pada debu-debu yang bertaburan”
Mendengar jawaban dari Abu Bakar, Kepercayaan Ali semakin kuat untuk segera meminang putri Nabi. Dengan ragu-ragu Ali datang ke rumah Rasulullah untuk melamar Fatimah.
Dalam hadist dari ummu salamah diceritakan tentang bagaimana proses lamaran Ali untuk meminang Fatimah
“Saat itu aku melihat wajah Rasul begitu berseri-seri, sambil tersenyum Rasulullah bertanya kepada Ali. Wahai Ali apakah engkau mempunyai sesuatu untuk dijadikan sebuah mahar untuk menikah”
Ali menjawab: “Demi Allah, engkau mengetahui sendiri bagaimana keadaanku, tidak ada sesuatupun yang tidak engkau ketahui ya Rasulullah. Tidak tidak memiliki harta kecuali sebuah pedang, satu set baju besi dan seekor unta”
Rasulullah menanggapi pertakaan Ali : ”Tentang pedangmu, engkau masih membutuhkannya untuk berjuang (berperang) di jalan Allah. Tentang unta yang engkau miliki kamu masih memerlukannya untuk mengambil air dan untuk kendaraan saat bepergian jauh. Oleh sebab itu aku hendak menikahkanmu hanya atas dasar mas kawin sebuah baju besi. Wahai Ali engkau harus bergembira karena Allah telah terlebih dahulu menikahkanmu dengan Fatimah di Langit, sebelum aku menikahkanmu di bumi ini”
Setelah itu menikahlah kedua manusia mulia itu dihadapan para sahabatnya, walaupun hanya dipinang dengan sebuah baju besi pernikahan termasuk pernikahan yang berhasil. Karena dari pernikahan ini, melahirkan seorang manusia mulia yaitu Hasan dan Husai.