Semua manusia pasti pernah merasakan ujian dalam hidupnya. Tidak memandang dari mana asalnya, jabatannya, atau berapa banyak harta yang ia punya. Kadang kita merasa kalau ujian datang tidak ada habis-habisnya. Dari pekerjaan, pasangan, anak, bahkan tetangga. Ada banyak hikmah ujian hidup yang bisa kita petik.
Ujian memang seolah datang silih berganti tak kenal waktu. Bahkan datang bersamaan membuat diri ini berputus asa untuk melihat hari esok.
Kenapa seperti itu? Apa sebetulnya hikmah ujian hidup yang selalu Allah berikan kepada kita?
Ujian pada dasarnya adalah keniscayaan. Mau kita berhasil melewati satu ujian pun akan selalu ada ujian baru yang datang. Mebuat kita babak belur dihantam masalah bertubi-tubi.
Allah SWT Berfirman: “Apakah manusia itu mengira bahwa mereka dibiarkan (saja) mengatakan : “Kami telah beriman”, sedang mereka tidak diuji lagi?”(QS.Al-Ankabut : 2)
Dari ayat tersebut kita telah memahami bahwa siapapun di dunia ini, selama ia masih bernapas akan selalu dilanda ujian.
Menggali soal ujian tidak akan ada habisnya. Kalau hidup ini adalah kompetisi adu nasib. Pasti kita akan bingung menentukan siapa pemenangnya. Jadi, ketimbang kita mengeluh atau berputus asa, ada baiknya kita belajar menghikmahi ujian. Agar kita punya kekuatan dan kebjkansaan yang lebih untuk melewati setiap soal yang Allah berikan kepada kita.
Ujian di sisi lemah kita, agar kita menjadi kuat
Orang yang lemah akan harta dan kemiskinan, akan terus menerus diuji disana. Apakah yang ia pilih, makan dari rezeki yang sedikit namun halal, ataukah makan dari hasil korupsi yang haram.
Pun dengan orang yang lemah akan lawan jenisnya. Ia akan senantiasa dihadapkan tantangan lawan jenis yang menggoda imannya. Saat itulah ia akan bertarung dengan nafsu. Apakah ia memilih membiarkan dirinya dikuasai nafsu, ataukah menahan diri dan menjaga kehormatannya.
Semua ujian yang datang, akan menguji kelemahan kita. Semakin kita lemah disana, maka akan semakin sering ujian datang disana.
Semata-mata sebab Allah hendak melatih kita menjadi seorang hamba yang mampu mengatasi godaan yang potensinya paling besar untuk menjauhkan kita dari surga.
Sebagaimana kita ketahui, penderita stroke punya masalah dalam gerak mereka sehari-hari. Tetapi semakin lemah gerakan mereka, justru semakin dilatih. Bukan dibiarkan. Karena semakin dilatih, akan semakin kuat. Semakin mudah bergerak.
Nah, begitulah bagaimana Allah memberikan ujian.
Lantas, kalau sudah begini, apa tidak seharusnya kita maknai kalau Allah selalu ingin hamba-Nya menjadi lebih baik dan terus lebih baik? Tentu. Allah Tuhan yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang. Ia adalah zat yang sayangnya tak bilang-bilang.
Setiap ujian kesulitan dan kenikmatan semata-mata ia turunkan agar hamba-Nya menjadi lebih tangguh. Lebih kuat. Lebih berkualitas dari dirinya sendiri.
Namun, ada masalah begini. Kadang ujian yang kita hadapi terlalu berat. Kita tidak sanggup melewati ujian tersebut. Benarkah? Kalau begitu ubah cara pandangmu menjadi seperti di poin selanjutnya.
2. Bahwa setiap ujian yang datang, pasti bisa kamu lewati
Kenapa bisa begitu percaya diri? Sebab Allah dalam Al-Qur’an surah Al-Baqarah ayat 286 telah berfirman.
“Allah tidak membebani seseorang melainkan sesuai dengan batas kesanggupannya.”
Dari potongan ayat tersebut, kita mengetahui bahwa manusia tidak akan diberikan beban di atas kesanggupannya
Allah adalah tuhan semesta alam. Yang tidak pernah tidur. Yang menjaga dan mengawasimu dari kecil hingga sebesar ini. Dialah yang mengetahui apa yang ditampakkan dan disembunyikan dalam hati. Allahlah yang paling mengerti soal kamu dibanding siapapun bahkan dirimu sendiri.
Ujian itu datangnya dari Allah. Maka kembali kepada Allah adalah kunci agar kamu bisa lewati semua ujian ini.
Jangan menyerah, percayalah dengan menempuhnya sekuat tenaga, akan ada hikmah yang kamu terima.
Jadilah hamba yang tangguh. Hamba yang sekuat tenaga menerima dan melewati setiap ujian yang didatangkan kepadamu!